Kedelai bersih |
Tempe merupakan makanan yang sangat populer di indonesia.
Walaupun tempe merupakan makanan yang sederhana, tetapi tempe mempunyai atau
mengandung sumber protein nabati yang cukup tinggi. Tempe adalah makanan yang dibuat melalui prosesfermentasi dari biji kedelai atau beberapa bahan lain yang mengandung protein tinggi
dengan menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus,
Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus,
sehingga membentuk padatan kompak berwarna putih. Sediaan fermentasi ini secara
umum dikenal sebagai ragi tempe.
Warna putih pada tempe disebabkan adanya
miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Tekstur kompak juga
disebabkan oleh miselia jamur yang menghubungkan biji-biji kedelai tersebut.
Banyak sekali jamur yang aktif selama fermentasi, tetapi umumnya para peneliti
menganggap bahwa Rhizopus sp merupakan jamur yang paling dominan. Jamur
yang tumbuh pada kedelai tersebut menghasilkan enzim-enzim yang mampu merombak
senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga senyawa
tersebut dengan cepat dapat dipergunakan oleh tubuh.
Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe
sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe
diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih
cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak
mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan
pangan milik umum karena galur-ugalur ragi tempe unggul dapat didaftarkan hakpatennya sehingga penggunaannya dilindungi
undang-undang (memerlukan lisensi dari pemegang hak paten).
Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering
digunakan dalam pembuatan tempe (Soetrisno, 1996). Jamur Rhizopus oryzae
aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam
laktat (Purwoko dan Pamudyanti, 2004). Jamur Rhizopus oryzae mempunyai
kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino
(Septiani, 2004). Selain itu jamur Rhizopus oryzae mampu menghasilkan
protease (Margiono, 1992). Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus
sp tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian semakin lama waktu
fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4, sehinggajamur semakin
menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara umum
jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air jamur lebih
sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air yang kurang sesuai
untuk pertumbuhan jamur, jumlah nutrien dalam bahan, juga dibutuhkan oleh
jamur.
Pada dasarnya proses pembuatan tempe merupakan proses
penanaman mikroba jenis jamur Rhizopus sp pada media kedelai, sehingga terjadi
proses fermentasi kedelai oleh ragi tersebut. Hasil fermentasi menyebabkan
tekstur kedelai menjadi lebih lunak, terurainya protein yang terkandung dalam
kedelai menjadi lebih sederhana, sehingga mempunyai daya cerna lebih baik
dibandingkan produk pangan dari kedelai yang tidak melalui proses fermentasi.
Tempe
terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus sp. Jamur ini akan mengubah
protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi protein sederhana yang
mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahankimia pada protein, lemak, dan
karbohidrat. Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, akan dihasilkan
antibiotika yang akan mencegah penyakit perut seperti diare.
Alat Dan
Bahan
Alat :
1.
Baskom.
2.
Saringan.
3.
Dandang.
4.
Kipas Angin
/Kipas.
5.
Sotel kayu.
6.
Tampah.
7.
Kompor.
8.
Peralatan
lain yang diperlukan.
Bahan :
1.
Kacang
kedelai.
2.
Ragi tempe biakan
murni Rhizopus sp.
3.
Kantong
plastik, atau daun pisang, atau daun jati.
Cara Kerja :
1.
Cucilah tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan digunakan, kemudian dikeringkan.
2.
Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang
tercampur, kemudian cuci hingga bersih.
3.
Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama
12-18 jam dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai menyerap
air sebanyak mungkin).
4.
Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian
cuci atau bilas dengan menggunakan air bersih.
5.
Kukus / rebus biji kedelai tersebut sampai empuk.
6.
Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji
tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas/
kipas angin sambil diaduk-aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.
7.
Taburkan ragi tempe yang telah
disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram
ragitempeuntuk 2 kg kedelai). 8. Siapkan kantong plastik. Bila kantong
plastik yang digunakan sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada
kantong tersebut dengan menggunakan lidi atau garpu.
8.
Masukan kedelai yang telah diberi ragi temp ke
dalam pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan selera
9.
Proses fermentasi.
10.
kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau
dua hari atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.
Pada praktikum kali ini yaitu tempe
yang dibuat dengan menggunakan bahan kedelai
250 gram dan ragi yang
digunakan adalah ragi dengan berat 0,2 gram.
Setelah
dilakukan kegiatan praktikum dan melakukan pengamatan dapat diperoleh hasil
yaitu tempe yang dibungkus plastik memiliki
tempe bwerwarna putih, kekompakan miseliumnya tebal, banyak, rata dan padat,
aromanya khas tempe. Untuk
praktikum kali ini tidak diperoleh tempe yang busuk karena memiliki tempe
dengan kekompakan miselium yang rata, tebal banyak karena pada saat pencampuran
ragi, raginya bisa tersebar melumuri kedelai dengan rata sehingga pertumbuhan
miseliumnya pun merata dan tempe menjadi tebal
memadat.
Secara umum, tempe berwarna putih
karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi
komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma
khas.
Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus sp.
Jamur ini akan mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna
menjadi protein sederhana yang mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahan kimia pada protein, lemak, dan
karbohidrat. Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, akan dihasilkan
antibiotika yang akan mencegah penyakit perut seperti diare.
0 Komentar