Bahaya Sindrom Burnout dan Cara Mengatasinya

1:58:00 PM Add Comment

 Burnout merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi stres berat yang dipicu oleh pekerjaan. Burnout tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan perlu diatasi dengan tepat karena dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Siapa saja bisa mengalami burnout. Namun, kondisi ini lebih banyak terjadi pada orang yang sering memaksa diri untuk terus bekerja, kurang mendapatkan apresiasi pekerjaan dari atasan, memiliki beban kerja yang berat, atau memiliki pekerjaan yang monoton.

 Burnout dipicu oleh stres berat di tempat kerja yang tidak teratasi sehingga membuat penderitanya kehilangan semangat bekerja, bahkan kehilangan minat untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.


A.    Ciri-Ciri Burnout

Setiap orang tentu pernah merasa kelelahan dan stres dalam bekerja. Akan tetapi, seorang yang mengalami burnout cenderung akan merasakan atau menampakkan ciri-ciri berikut ini:

1)      Hilangnya semangat bekerja dan kelelahanSalah satu ciri burnout adalah hilangnya           semangat bekerja dan minat terhadap pekerjaan yang sedang dikerjakan. Tetap bekerja   tanpa adanya semangat dapat menguras banyak energi sehingga memicu kelelahan.

2)      Benci dengan pekerjaan yang digeluti Burnout bisa menyebabkan stres dan frustrasi saat      bekerja. Ini membuat seseorang menjadi sulit berkonsentrasi, merasa tidak kompetenterbebani, dan akhirnya membenci pekerjaan yang sedang ia geluti.

3)      Performa kerja menurunBurnout juga bisa menyebabkan performa kerja menurun. Hal ini dipicu oleh hilangnya minat terhadap pekerjaan yang sedang digeluti, sehingga hasil yang didapat menjadi kurang memuaskan.

4)      Mudah marah Orang yang sedang merasakan burnout cenderung akan mudah untuk marah, apalagi jika semuanya tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi. Ditambah lagi, performa kerja yang menurun dapat menyebabkan pekerjaan terus menumpuk. Hal ini dapat memicu stres dan emosi yang membuat penderita burnout jadi lebih sensitif.

5)      Menarik diri dari lingkungan social Stres dan frustrasi akan pekerjaan membuat penderita burnout bersikap sinis terhadap orang-orang yang bekerja dengan mereka. Pekerjaan yang digelutinya dianggap sebagai beban hidup sehingga membuat mereka enggan atau berhenti bersosialisasi dengan rekan kerja, teman, maupun anggota keluarga yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.

6)      Mudah sakit Burnout yang terjadi secara berkepanjangan atau tidak diatasi dengan baik dapat membuat imunitas tubuh menurun. Kondisi ini dapat membuat seseorang rentan terkena flu, pilek, sakit kepala, dan sakit perut. Selain itu, risiko untuk alami gangguan tidur, gangguan kecemasan, dan depresi dapat meningkat.

 

B.     Cara Mengatasi Burnout

Burnout yang tidak teratasi dengan baik dapat berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, jika gejala atau ciri-ciri burnout muncul, Anda disarankan untuk mengatasinya dengan langkah-langkah berikut ini:

1)      Buat prioritas Buatlah prioritas pekerjaan dari yang penting ke yang kurang penting. Dengan begitu, Anda tahu mana yang perlu dikerjakan terlebih dahulu, sehingga energi yang terkuras tidak terlalu banyak.

2)      Bicarakan dengan atasan Komunikasikan dengan atasan mengenai kerisauan yang Anda rasakan. Saat Anda diberikan pekerjaan yang terlalu banyak, ungkapkan bahwa pekerjaan tersebut membuat Anda terbebani dan membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikannya. Jika atasan Anda yang menjadi pemicu burnout di tempat kerja, coba ajak bicara bagian departemen sumber daya manusia (HRD) mengenai hal tersebut. Mereka mungkin akan mencarikan solusi yang tepat, misalnya memindahkan Anda ke tim yang lain.

3)      Kurangi ekspektasi dan berikan apresiasi terhadap diri sendiri Atur pola pikir dan bersikaplah realistis, sehingga Anda dapat menurunkan ekspektasi terhadap pekerjaan yang tengah dikerjakan. Dengan begitu, kecemasan dan stres di tempat kerja dapat berkurang. Selain itu, jangan lupa untuk memberi apresiasi terhadap diri sendiri terhadap prestasi yang pernah dicapai.

4)      Ceritakan kepada orang yang dapat dipercaya Coba ceritakan apa yang Anda rasakan kepada orang-orang terdekat yang dapat Anda percaya. Meski tidak selalu mendapatkan solusi, cara ini dapat membantu melepaskan emosi negatif dan mengurangi stres pekerjaan.

5)      Jaga keseimbangan hidup Jaga keseimbangan hidup dengan baik. Anda juga perlu untuk bersantai dan melupakan pekerjaan sejenak dengan pergi bersama teman atau melakukan hal yang disukai seusai jam kerja berakhir. Ini dapat membuat pikiran kembali jernih dan Anda siap untuk bekerja kembali keesokan harinya. Jika memungkinkan, ambil cuti dan pergilah berlibur, karena ini juga dapat membuat pikiran Anda kembali jernih, semangat, dan termotivasi kembali.

6)      Ubah gaya hidup Terapkan gaya hidup sehat dengan cara mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, dan tidur yang cukup. Hal-hal ini dapat mendukung tubuh yang sehat dan pikiran yang lebih mudah fokus, sehingga menurunkan risiko terjadinya burnout.

Burnout dalam pekerjaan tidak hanya berpengaruh pada hasil kerja Anda, tapi juga dapat meregangkan hubungan dengan orang-orang di sekitar Anda dan menurunkan kesehatan Anda. Oleh karena itu, apabila ciri-ciri burnout muncul, segera atasi dengan cara-cara di atas. Jika cara tersebut telah diterapkan tapi Anda masih tetap mengalami burnout, coba berkonsultasi kepada psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat atau mungkin pertimbangkan peluang kerja di perusahaan lain.

 

Sudah Lanjut Umur Butuh Gizi Ini

9:07:00 PM Add Comment

Mapiha
Ilustrasi 

        Karbohidrat adalah sumber energi yang utama (contohnya beras, jagung, kentang, singkong dll). Protein sebagai dasar pembentukan struktur tubuh, pertumbuhan dan perbaikan jaringan (contohnya : ikan, daging sapi, ayam, telur, udang dll). Lemak mempertahankan fungsi tubuh dan membantu penyerapan vitamin A, D, E, K (contohnya minyak, margarine, mentega). Vitamin dan mineral merupakan kebutuhan untuk pertahanan tubuh dari penyakit (contohnya : buah-buahan dan sayur-sayuran). Cairan, kebutuhan cairan pada lansia perlu diseimbangkan adar tidak terjadi penumpukan cairan dalam tubuh maupun kekurangan cairan (dehidrasi), (contohnya air putih, teh manis, susu, sup, kuah sayur dll).  

 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia seperti berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi. Penyerapan makanan di usus menurun.

 Batasi makanan dengan kadar gula yang tinggi untuk lansia. Mengkonsumsi makanan yang bervariasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Meningkatkan frekuensi makan dalam sehari dengan kudapan (makanan snack/selingan) di antara makan porsi besar (3 kali makan pokok + 3 x makanan selingan). Mengkonsumsi makanan yang berprotein tinggi seperti ikan, putih telur, kacang-kacangan dan susu.

 Mendesain menu sesuai dengan keinginginan atau mengubah tekstur makanan menjadi lebih lembut sesuai dengan kemampuan mengunyah dan menelan. Memberikan suasana yang menyenangkan saat makan seperti makan bersama keluarga. Sebaiknya olah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang. Mengurangi makanan yang digoreng. Batasi makanan yang manis atau mengandung kadar gula tinggi. Batasi makanan yang terlalu pedas dan terlalu asin. Cukup konsumsi air putih dalam sehari

*) Oleh : Dr. Engga Demartha

Unggulan Post

Warna Feses Bisa Menunjukkan Kondisi Kesehatan Anda.

Karikatur Fese dalam usus manusia  Feses merupakan hasil kotoran dari proses pencernaan. Kotoran ini terdiri dari sisa-sisa makanan yang tid...