MAKALAH ALGOLOGI Caulerpa racemosa

11:33:00 AM
MAKALAH ALGOLOGI
PEMANFAATAN Caulerpa racemosa SEBAGAI ANTIOKSIDAN



Disusun oleh :
Natalis Iyai (0611 12 044)


Dosen Pengampu:
Dra. Tri Saptari Haryani, M.Si. 



PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
2014





BAB I

PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang

Rumput laut (Seaweed) adalah ganggang berukuran besar (Macro Algae) yang merupakan tanaman tingkat rendah dan termasuk ke dalam Divisio Thallophyta. Thallophyta adalah divisio tanaman yang morfologinya hanya terdiri dari thallus. Tiga kelas utama pada Divisio Thallophyta ini adalah Rhodophyceae (ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang coklat) dan Chlorophyceae (ganggang hijau) (Mubarak, H., et al, 1990).
Rumput laut atau makro algae sudah sejak lama dikenal sebagai bahan makanan tambahan, sayuran dan obat tradisional. Pemanfaatannya kemudian berkembang untuk kebutuhan bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan kedokteran. Salah satu pemanfaatan dalam bidang farmasi dari kelas Chlorophyceae, Genus Caulerpa pada Species Caulerpa racemosa. Caulerpa racemosa dimanfaatkan sebagai antioksidan dikarenakan mengandung senyawa fenol yang berfungsi sebagai antioksidan, juga kaya akan serat Iodium dan mineral-mineral penting lainnya. Menurut Fithrani dalam Yusniarti (2013) menjelaskan bahwa antioksidan pada rumput laut dapat melawan radikal bebas dalam tubuh. Antioksidan sangat bermanfaat bagi kesehatan yaitu dapat mencegah antara lain pemicu penyakit regeneratif seperti : kanker, jantung, katarak, diabetes, hati, penuaan dini dan antioksidan juga dapat mempertahankan mutu produk pangan.

1.2.      Rumusan Masalah

            Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Morfologi dan klasifikasi Caulerpa racemosa?
2.    Bagian kandungan aktif pada Caulerpa racemosa?
3.    Pemanfaatan Caulerpa racemosa sebagai antioksidan dan cara pembuatannya?

1.3.      Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan pada Caulerpa racemosa sebagai antioksidan yang dapat mencegah penyakit akibat adanya radikal bebas dalam tubuh.






BAB II

PEMBAHASAN

2.1.      Morfologi Caulerpa racemosa

Menurut kadi dan atmaja dalam Sedjati (1999), ciri-ciri umum dari Genus Caulerpa adalah:
-          Thallus utama tumbuh menjalar;
-          Ruas batang utama ditumbuhi akar yang menyerupai akar serabut;
-          Bentuk percabangan seperti bentuk daun yang beragam menyerupai daun tunggal, bundar (anggur, daun pakis, daun kelapa, daun ketela pohon). 
Caulerpa racemosa memiliki ciri-ciri khusus yaitu tanaman dapat tumbuh mencapai ketinggian 8,5 cm, cabang yang berdiri memiliki bentuk daun seperti anggur, warna thallus hijau, bentuknya tubular , dan terdapat bintil-bintil kecil, hidup sebagai bentos (melekat pada batu) pada perairan dangkal. (Gambar 1).


caulerpa racemosa.jpg



Text Box: Gambar 1. Caulerpa racemosa
Sumber : Anonim,2012

2.2.      Klasifikasi Caulerpa racemosa

Klasifikasi Caulerpa racemosa menurut Dawes dalam Sedjati (1999) adalah sebagai berikut :
            Divisio             : Chlorophyta
            Classis             : Chlorophyceae
            Ordo                : Caulerpales
            Familia            : Caulerpaceae
            Genus             : Caulerpa
            Species            : Caulerpa racemosa

2.3.      Kandungan Aktif Pada Caulerpa racemosa

Menurut Tri Dewanti dalam Yusniarti (2013) Salah satu bahan pangan yang menjadi sumber antioksidan alami adalah Alga laut. Peneliti lain juga melaporkan bahwa rumput laut mengandung fenol yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan yang ditunjukan oleh kandungan fenol dan aktivitas antioksidan pada rumput laut tersebut melalui berbagai metode uji. Menurut Fithrani dalam Yusniarti (2013) rumput laut adalah tanaman laut yang mengandung senyawa fenol yang berfungsi sebagai antioksidan, juga kaya akan serat Iodium dan mineral-mineral penting lainnya. Selain itu rumput laut mengandung senyawa-senyawa fitokimia lainnya yang penting untuk kesehatan dan mempertahankan mutu pangan. Antioksidan pada rumput laut dapat melawan radikal bebas dalam tubuh, dimana radikal bebas adalah suatu molekul yang pada orbit terluarnya mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan, sifatnya sangat labil dan sangat reaktif sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada tubuh manusia. Antioksidan sangat bermanfaat bagi kesehatan yaitu dapat mencegah antara lain pemicu penyakit regeneratif seperti : kanker, jantung, katarak , diabetes, hati, penuaan dini.

2.4.      Pemanfaatan Caulerpa racemosa

Pemanfaatan Caulerpa racemosa saat ini tidak hanya sebagai makanan saja tapi dapat digunakan sebagai antioksidan. Antioksidan terdapat dalam Caulerpa racemosa dapat melawan radikal bebas yang terdapat dalam tubuh. Menurut Amrun., et al. dalam Rohmatussolihat (2003), antioksidan adalah zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas yang terbentuk sebagai hasil metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksi kimia dan proses metabolis yang terjadi di dalam tubuh. Berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa senyawa antioksidan mengurangi risiko terhadap penyakit kronis, seperti kanker dan penyakit jantung koroner.
Pengujian antioksidan dilakukan melalui penentuan total fenol yang terdapat pada Caulerpa racemosa. Adapun penyiapan sampel rumput laut segar adalah sebagai berikut (Yusniarti, 2013) :
1.      Sampel diambil dari perairan laut, kemudian sampel dibawa ke laboratorium, sampel segar dicuci bersih dengan air tawar untuk menghilangkan kotoran yang menempel dan menghilangkan sebagian garam;
2.      Sampel kemudian ditiriskan untuk mengeluarkan sisa air, kemudian sampel segar ditimbang sebanyak 1 kg;
3.      Sampel dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dalam ruangan selama 3 hari dan dilanjutkan dengan pengeringan dalam cabinet dryer selama 4 jam suhu 40OC – 46OC sehingga berat sampel berkurang 10 kali dari berat sampel segar;
4.      Sampel kering diblender halus dan ditimbang 25 gram, kemudian dimaserasi dalam wadah kaca (toples) dengan 500 ml menggunakan pelarut methanol selama 48 jam, dan disaring melalui kertas saring whatman no 1 dengan penyaring vakum dan ditampung dalam botol kaca. Maserasi dan penyaringan diulangi 3 kali dengan cara yang sama sehingga diperoleh 1,5 liter maserat;
5.      Hasil maserasi sampel sebanyak 1,5 liter diuapkan dengan evaporator vakum suhu 40OC sehingga diperoleh ekstrak cair, kemudian dituang dalam botol kaca berwana gelap;
6.      Selanjutnya ekstrak cair yang ada di dalam botol dituang ke dalam cawan petri dan dikeringkan dalam oven suhu 40OC hingga diperoleh ekstrak semi padat, ekstrak ini disimpan dalam lemari pendingin suhu 4OC untuk dianalisa selanjutnya. Selanjutnya dianalisis Total Kandungan Fenol.
Setelah sampel didapatkan kemudian dilakukan analisa total fenol diukur dengan spektrofotometer menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteau. Ekstrak rumput laut kering kosentrasi 10000 ppm, diambil sebanyak 0,1 ml kemudian di tambahkan Folin ciocelteau dengan perbandingan (1:2) dimana (1 ml reagen + 2 ml Aquades). Kemudian diforteks lalu didiamkan selama 5 menit, selanjutnya ditambahkan 1 ml Na2CO3 7% dan diinkubasi selama 30 menit. Lalu dibaca pada absorbansi dengan panjang gelombang 750 nm. Sebagai Standar digunakan asam galat. Pembuatan standar asam galat yaitu dengan cara membuat larutan induk 200 ppm (Yusniarti, 2013).
Berdasarkan hasil pengukuran, kadar total fenol berturut-turut adalah 1335.59, 2165.62, 2624.62 mg/L (Yusniarti, 2013). Pengujian aktivitas total fenol merupakan dasar dilakukan pengujian aktivitas antioksidan, karena diketahui bahwa senyawa fenolik berperan dalam mencegah terjadinya peristiwa oksidasi. Pengukuran total antioksidan bahan pangan asal tanaman dapat dilakukan dengan mengukur kadar total fenolik menggunakan reagen Folin-ciocalteau. Hal ini karena sebagian besar antioksidan dalam bahan asal tanaman merupakan senyawa polifenol. Menurut Shahidi dan Marian dalam Yusniarti 2013, pengujian total fenol bertujuan untuk menentukan total senyawa fenolik yang terkandung di dalam sampel, sehingga diduga bila kandungan senyawa fenolik di dalam sampel tinggi maka aktivitas antioksidannya akan tinggi.
Kenaikan total fenol maka adanya pula aktivitas antioksidan yang berlangsung. Karena kandungan total fenol dapat dihasilkan dari sejumlah molekul sederhana yaitu senyawa fenolik, sampai dengan molekul yang kompleks tannin yang bisa larut dalam pelarut methanol ( Stevi, G,. et al. dan Yusniarti, 2013). Hal ini menunjukkan adanya senyawa – senyawa fenolik pada ekstrak caulerpa racemosa, akan tetapi kandungan total fenol tidak berkorelasi positif dengan aktifitas antioksidan yang terdapat dalam ekstrak rumput laut Caulerpa racemosa. Karena tidak semua senyawa fenol yang diekstrak dalam pelarut methanol merupakan senyawa fenol yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Contohnya saja lignin yang berfungsi sebagai bahan pembentuk dinding sel tanaman juga termasuk kedalam golongan fenol namun fungsinya sebagai antioksidan belum diketahui (Maulida. R. dalam Yusniarti, 2013).




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Sea grapes (Caulerpa racemosa).
                    http://explosionsoflife.tumblr.com/post/32452994584/sea-grapes-caulerpa-racemosa-have-creeping. Diakses tanggal 10 Juni 2014.
Nana, S.S., et al. 2012. Budidaya Lawi-Lawi (Caulerpa sp) Di Tambak Sebagai Upaya Diverisifikasi Budidaya Perikanan. Kementerian Kelautan Dan Perikanan : Makasar.
Mubarak, H., et al. 1990. Petunjuk Teknis Budidaya Rumput Laut. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perikanan : Jakarta. 
Rahmatussolihat. 2009. Antioksidan, Penyelamat Sel-Sel Tubuh Manusia. Jurnal BioTrends Vol.4 No.1.
Sedjati, S. 1999. Makalah Ilmiah : Kadar Proksimat Rumput Laut Caulerpa racemosa Dan C. serulata Di Perairan Teluk Awur, Jepara. Universitas Diponegoro : Semarang.

Yusniarti, F., et al. 2013. Kandungan Total Fenol Dalam Rumput Laut Caulerpa Racemosa Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan. Universitas Sam Ratulangi : Manado. 
Previous
Next Post »
0 Komentar

Unggulan Post

Warna Feses Bisa Menunjukkan Kondisi Kesehatan Anda.

Karikatur Fese dalam usus manusia  Feses merupakan hasil kotoran dari proses pencernaan. Kotoran ini terdiri dari sisa-sisa makanan yang tid...