Oleh : Natalis Iyai
NPM: 0611 12 044
Kabartop.com – Sarapan merupakan makanan yang paling penting dalam
sehari. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa sarapan tak hanya penting, tapi
juga bisa membantu Anda mendapatkan berat badan ideal.
Seperti yang dilansir dari laman Merdeka.com,
Kamis (4/10), penelitian yang dilakukan oleh Heather Leidy dari MU Department
of Nutrition and Exercise Physiology ini menemukan bahwa mengonsumsi makanan
kaya protein saat sarapan mampu membuat seseorang merasa kenyang dan mengontrol
nafsu makan ketika malam.
Penelitian ini meneliti efek protein diet dan
kuantitas makan serta pengaruhnya terhadap nafsu makan selama diet. Uniknya,
bagi pria obesitas, mengonsumsi makanan enam kali dalam sehari tidak mampu
mempengaruhi rasa lapar, kenyang, serta nafsu makan setiap hari jika dibandingkan
dengan makan tiga kali sehari.
Kedelai dalam
berbagai bentuk
(sumber: Gourmet Gleuth) |
Di tulisan terdahulu,
saya udah cerita kan
bahwa 80% hidup saya diisi oleh kedelai *ehm, itung-itungan asal* tanpa
sengaja. Awalnya sih, gara-gara harga daging dan ayam cukup mahal untuk ukuran
keluarga besar kami. Tapi, saya justru mensyukuri keterbatasan itu. Coba kalo
sedari kecil saya biasa disuapi ayam dan daging dalam berbagai bentuk.
Bisa-bisa saya terjebak dalam kegemukan dan penyakit degeneratif mengerikan
macam kanker, kolesterol atau bahkan jantung koroner. Serius lho,
bukannya lebay tapi faktanya hidup di kawasan urban berpolutan tinggi memang
bikin penghuninya jadi rentan berbagai penyakit “modern” yang mematikan.
Belakangan, riset yang saya
baca di internet
justru menunjukkan bahwa konsumsi protein
hewani justru menghilangkan kadar kalsium dalam urine 50% lebih banyak
ketimbang mereka yang mengonsumsi protein
nabati dari kedelai. Artinya, segala jenis olahan kedelai yang biasa dimasak
ibu baik itu tempe, tahu, oncom maupun tauco dan saya makan dengan senang hati
(awalnya si terpaksa, namanya juga anak-anak pasti iri liat temennya makan
ayam) membantu mencegah saya terserang osteoporosis. Horeee….
Kicak
(Yogyakarta)
Kicak, dibuat dari beras ketan yang dicampur dengan parutan kelapa dan potongan buah nangka. Rasanya yang gurih dan manis memang cocok untuk penganan saat berbuka puasa. Tradisi pembuatan kicak bermula di kampung Kauman, Yogyakarta. Pada awalnya kicak terbuat dari parutan singkong yang kemudian dimasak baru dicampur dengan bahan-bahan lain. Kicak dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Berkisar diantara Rp 1.250 hingga Rp 2.000 tergantung ukuran dan media pembungkus kicak. Untuk kicak berbungkus daun pisang dijual dengan harga Rp 1.250 sementara bila berbungkus media plastik harganya Rp 1.500.
Kicak, dibuat dari beras ketan yang dicampur dengan parutan kelapa dan potongan buah nangka. Rasanya yang gurih dan manis memang cocok untuk penganan saat berbuka puasa. Tradisi pembuatan kicak bermula di kampung Kauman, Yogyakarta. Pada awalnya kicak terbuat dari parutan singkong yang kemudian dimasak baru dicampur dengan bahan-bahan lain. Kicak dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Berkisar diantara Rp 1.250 hingga Rp 2.000 tergantung ukuran dan media pembungkus kicak. Untuk kicak berbungkus daun pisang dijual dengan harga Rp 1.250 sementara bila berbungkus media plastik harganya Rp 1.500.
Gulai Siput (Riau)
Riau menyimpan banyak keunikan,
salah satunya kekayaan cita rasa dalam kuliner khas tanah melayu,salah satu
diantaranya ada gulai siput. Siput sawah merupakan bahan baku utama gulai
siput, siput dibuat gulai dan dimasak bersama sayur-sayuran pakis,pucuk daun
ubi, daun keladi dan terung asam. Hanya dengan 5000 rupiah, anda bisa menikmati
hidangan khas Ramadhan di Tanjungpinang, Kepulauan Riau ini.
. Sate Susu (Bali)
Bagi warga
muslim Bali, makanan khas yang selalu menjadi buruan sebagai hidangan buka
puasa adalah sate susu. Makanan tersebut dipercaya dapat meningkatkan daya
tahan tubuh selama bulan puasa. terbuat dari bahan utama daging kantung susu
sapi yang dimasak diiris kecil-kecil diberi bumbu ragi dan dibakar diatas
tungku perapian. Cukup dengan uang 10 ribu rupiah saja, satu porsi sate susu
sapi ini bisa anda bawa pulang sebagai hidangan berbuka puasa
Bagi penggemar kuliner di Jakarta, area atau daerah
Kemang mirip lorong panjang yang mengasyikan penuh dengan beragam jenis hidangan
lezat. Ini dikarenakan jumlah resto yang sudah merambah sampai keluar ruas
jalan utama yang merupakan salah satu urat nadi penting di Jakarta Selatan.
Toscana adalah salah satu resto yang berdiri diakhir
tahun 2000an dan mengkhususkan pada hidangan Italia. Terletak dijalan utama
Kemang, tempatnya tidak terlalu sulit ditemukan, walau tampilan dimuka lumayan
sederhana dan hanya memiliki beberapa tempat parkir kendaraan mobil. Ini juga
yang jadi pertimbangan untuk berkunjung disiang hari sebelum keramaian waktu
bersantap dimulai.
Golongan darah Anda O? Hindari kacang-kacangan dan mustard. Yang bertipe darah A, hindari produk susu dan daging. Begitu sekelumit aturan diet yang didasarkan pada golongan darah.
Metode yang cukup baru ini masih diperdebatkan para ilmuwan, tapi pengikutnya sudah banyak. Apa kelemahan dan kelebihannya?
Kegemukan atau berat badan yang berlebih memang mengandung banyak risiko. Selain tubuh tak nyaman dan penampilan kurang sedap dipandang, dari sisi medis juga tidak menyehatkan. Data studi Framingham (AS) menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sebesar 10 persen pada pria akan meningkatkan tekanan darah 6,6 mmHg, gula darah 2 mg/dl, dan kolesterol 11 mg/dl.
Namun, pada sekitar tahun 25.000 sampai 15.000 SM, ketika gaya hidup manusia berubah dari pemburu menjadi peramu dan kemudian agraris, muncullah tipe darah A, sebagai penyesuaian atas kebiasaan yang ada. Kemudian, akibat percampuran dari berbagai ras dan terjadinya migrasi dari Afrika ke Eropa, Asia, dan Amerika, tipe darah B muncul. Selanjutnya di zaman modern yang sudah penuh dengan bermacam manusia, tipe darah AB baru ada.
Dalam hal ini, Dr. D’Adamo yakin bahwa kemampuan beradaptasi dengan lingkungan yang dimiliki manusialah yang menyebabkan terjadinya perubahan tipe darah. Adaptasi yang tentu saja terkait dengan makanan yang diasup, diyakini D’Adamo menjadi kunci sehat nenek moyang kita.
Karena itu, menurut dia, kalau mau sehat kita mesti makan seperti yang dilakukan oleh nenek moyang. Misalnya saja, ia memberi rekomendasi bahwa mereka yang bertipe darah O cocok melakukan diet dengan mengasup lebih banyak daging, sedangkan untuk golongan darah A mengikuti diet vegetarian, yakni mengonsumsi makanan rendah lemak.
Setiap protein yang terserap tubuh lewat makanan yang kita asup, menurutnya, masing-masing hanya cocok dengan tipe darah tertentu. Kalau makanan tersebut lektinnya tidak cocok dengan tipe darah, akan terjadi bahaya. Bahaya itu berupa menggumpalnya sel darah merah. Proses yang disebut aglutinasi yang dilakukan lektin inilah yang mengakibatkan munculnya banyak keluhan kesehatan.
Terkait dengan persoalan inilah, Dr. D’Adamo melakukan penelitian dengan mengecek reaksi setiap tipe darah terhadap makanan tertentu. Berdasarkan penelitian ini, ia membuat daftar makanan apa saja yang cocok dengan tiap-tiap tipe darah.
Bahkan selain tipe darah, masih digolongkan juga makanan berdasarkan ras. Sebab, menurutnya, tipe darah masing-masing ras berbeda. Ini akibat dari perbedaan lingkungan yang ditempatinya.
Hasilnya, terdaftar oleh Dr. D’Adamo 16 kategori makanan. Terdiri dari: daging dan unggas; hasil laut; susu dan telur; minyak dan lemak; kacang dan biji-bijian; buncis dan polong-polongan; sereal; roti dan aneka kue; padi-padian dan pasta; sayur-sayuran; buah-buahan; jus dan segala macam cairan; rempah-rempah dan bumbu; teh-teh herbal; dan bermacam-macam minuman.
Sebagian dari mereka menyatakan bahwa cara diet ini tidak hanya membantu mengurangi berat badan — walaupun maksud sebenarnya bukanlah untuk itu — juga bisa memperbaiki kondisi kesehatan. Karenanya, buku karangannya setebal 400 halaman itu menjadi best seller (laris manis) di beberapa negara.
Banyaknya kesaksian akan manfaat diet ini bukan berarti membuat para ahli diet dan ilmuwan langsung setuju begitu saja. Banyak pihak, terutama dari kalangan ilmuwan, menyebutkan bahwa teori Dr. D’Adamo ini kurang ilmiah.
John McMahon, ND, seorang naturopatis dari Wilton Connecticut, AS, menyatakan bahwa teori itu masih harus diteliti lebih lanjut. Dikatakan John bahwa penelitian Dr. D’Adamo atas pengaruh lektin terhadap makanan dijalankan di luar tubuh, maksudnya hanya dilakukan di sebuah tabung uji. Padahal, semestinya harus diteliti dalam tubuh.
Sikap dan pernyataan yang sama juga diungkapkan John Foreyt, Ph.D, ilmuwan dari Baylor College of Medicine di Houston, AS. “Walaupun teori ini sudah lama dibicarakan dan diteliti, tidak ada kesimpulan yang didapat. Tidak ada kaitannya antara tipe darah dan penyakit tertentu. Ini adalah loncatan kesimpulan yang masih perlu diteliti lebih lanjut,” tutur Andrea Wiley, Ph.D, profesor antropologi dari James Madison University di Harrisonburg.
Bahkan Dr. Samuel Oetoro,MS., ahli gizi dari Klinik Nutrifit di Jakarta menambahkan bahwa penelitian yang dilakukan Dr. D’Adamo tidak memenuhi standar penelitian ilmiah. Teori yang diajukannya hanya berdasar bukti empiris atau pengalaman yang dijalankan orang. “Jelas itu tidak cukup,” tuturnya.
Gizi Seimbang
Bagi banyak ahli gizi di Indonesia, juga di negara-negara lain, diet yang terbaik untuk dijalankan sampai saat ini adalah dengan gizi seimbang.
Dr. Samuel menjelaskan bahwa diet gizi seimbang adalah mengasup makanan dengan kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
Makanan yang kita asup setiap hari mesti lengkap mengandung semua unsur tersebut. Misalnya, hari ini kita mengonsumsi nasi untuk sumber karbohidrat, tempe atau daging untuk kebutuhan protein, sayur buncis dan wortel untuk kebutuhan vitamin dan mineral, serta minum susu untuk kebutuhan lemaknya. Hari selanjutnya bahannya bisa variasi. Yang jelas, tidak membosankan, tapi juga jangan sampai tidak seimbang.
Pendapat sama juga diungkapkan Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan. Menurutnya, berbagai macam diet yang ditawarkan sering tidak sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang.
0 Komentar