1. Taksonomi adalah studi teoretis tentang pengkasifikasian atau penggolongan suatu organisme, termasuk dasar-dasar, prinsip-prinsip, prosedur, dan aturan-aturannya. Urutan tingkatan takson adalah, Kingdom, Filum, Kelas, Ordo, Familia, Genus, dan Spesies.
2.
Klasifikasi hewan didefinisikan sebagai
penggolongan hewan ke dalam kelompok tertentu berdasarkan kekerabatannya, yaitu
yang berhubungan dengan kontiguitas (kontak), kemiripan, atau keduanya.
Klasifikasi dapat berdasarkan hubungan evolusi, habitat, dan cara hidupnya.
3.
Sistematika didefinisikan sebagai studi
ilmiah tentang jenis-jenis dan keanekaragaman organisme dan semua kekerabatan
di antara organisme tersebut.
4.
Keberhasilan reproduksi ditentukan oleh
adaptasi tingkah laku, morfologi, atau fisiologi, baik secara langsung atau
tidak langsung.
5.
Reproduksi pada avertebrata dapat secara
seksual atau aseksual. Reproduksi seksual selalu mengikutkan penyatuan materi
genetik dari dua genom. Sedangkan reproduksi aseksual adalah reproduksi tanpa
terjadinya pembuahan.
6.
Pembuahan pada hewan Avertebrata dapat
terjadi secara internal (di dalam tubuh) atau eksternal (di luar tubuh).
7.
Larva sebagian besar hewan avertebrata
bersifat lesitotrofik dan sebagian planktotrofik.
8.
Penyebaran larva dari hewan avertebrata
yang hidup di perairan tergantung dari berapa lama hewan tersebut dapat
mempertahankan tahapan larva dan kecepatan serta arah arus air tempat larva
tersebut hidup.
a.
protozoa, porifera, dan Placozoa
Protozoa
merupakan hewan bersel tunggal yang berukuran mikroskopis dan bersifat
eukariotik. selain berperan penting sebagai produsen dan dekomposer dalam
rantai makanan, protozoa juga oapat menyebabkan penyakit ganas pada manusia dan
ternak. Reproduksi pada protozoa dapat dilakukan secara seksual maupun aseksual
yang meliputi pembelahan biner (blnary lission), pembelahan jamak (multiple
fission).
pertunasan (budding), dan plasmotomi. Filum
Protozoa terdiri atas Subfilum Sarcomastigophora yang berflagela, Sarcodina
yang memiliki pseudopodia, sporozoa yang mampu membentuk spora dan o1no1nnyu
bersifat parasit, serta Ciliophora yang tubuhnya dikelilingi oleh cilia.
Subfilum Sarcodina terbagi menjadi empat kelas utama yaitu Amoebida,
Foraminifera, Heliozoa dan Radiolaria.
Filum
Porifera tersusun atas hewan-hewan multiseluler primitif yang disebut dengan
istilah sepon. Rangka tubuh sepon tersusun atas spikula yang bervariasi
bentuknya dan penting sebagai karakter untukldentifikasi dan tclasiRkasi’
Reproduksi pada sepon dapat dilakukan secara aseksual maupun seksual. Sepon
bersimbiosis mutualistik dengan Cyanobacteria di mana sepon menyediakan
ruangan.bagi Cyanobacteria dan sebaliknya Cyanobacteriu menyediakan oksigen dan
nutrien bagi sepon. Porifera tersusun atas kelas Calcarea (sepon sejati,
Hexactinelida (sepon gelas), Sclerospongiae, dan Demospongiae,
Filum
Placozoa merupakan hewan multislluler yang memiliki bentuk seperti sepon, Tubuh
terdiri dari dua lapis sel tanpa organisani yang jelas’ Anggota filum ini hanya
satu jenis yang diketahui yaituTrichoplax adhaerens dan hidup di laut.
b.
Radiata: Cnidaria dan Ctenophora
1.
Radiata adalah kelompok hewan yang
simetri tubuhnya radial dan memiliki lapisan lembaga yang diploblastik (filum
Cnidaria) dan triplobalastik (filum Ctenophora).
2.
Cnidaria memiliki mulut yang merupakan
satu-satunya lubang menuju ke system digesti sehingga hewan-hewan anggota
kelompok ini disebut hewan yang bersistem pencernaan tak sempurna. Sistem
digesti Cnidaria berbentuk kantung dan biasa disebut selenteron atau rongga
gastrovaskuler. Di rongga usus ini, makanan dicerna secara ekstraseluler.
3.
Tentakel yang mengelilingi lubang mulut
Cnidaria dilengkapi dengan sejumlah sel-sel alat sengat yang disebut nematosis
untuk pemangsaan.
4.
Filum Cnidaria terdiri atas 4 kelas,
ialah Scyphozoa, Cubozoa, Hydrozoa, dan Anthozoa.
5.
Dalam daur hidupnya, Cnidaria mengalami
metagenesis (pergantian generasi) antara bentuk polip dan bentuk medusa. Pada
kelas Scyphozoa dan Cubozoa, bentuk medusa adalah stadium yang utama.
Sebaliknya, pada Hydrozoa dan Anthozoa, bentuk polip adalah stadium yang utama;
bahkan bentuk medusa tidak dikenal pada Anthozoa.
6.
Reproduksi pada hewan Cnidaria dapat
melalui cara aseksual (biasanya dengan tunas) dan cara seksual (pembuahan gamet
betina oleh gamet jantan).
7.
Pada medusa Scyphozoa, gonad berkembang
di jaringan gastrodermis. Setelah pembuahan, Scyphozoa mengalami 5 stadium
dalam daur hidupnya, ialah planula, skifistoma, strobila, efira, dan medusa.
Daur hidup pada Cubozoa mirip Scyphozoa, tetapi stadium strobila (dan tentu
saja efira) tidak dilaluinya. Skifistoma dari Cubozoa dapat bertunas untuk
memperoleh polip baru atau langsung bermetamorfosis menjadi medusa baru.
8.
Mulut dari medusa Hydrozoa disebut
manubrium. Lubang mulutnya ditopang oleh velum, suatu jaringan yang berupa
membran.
9.
Jaringan otot Cnidaria terdapat di lapisan
mesoglea. Kontraksi otot di jaringan tersebut menyebabkan hewan ini bergerak.
10.
Berbeda dari Cnidaria, pada Ctenophora
tidak dijumpai polimorfisme dan spesies yang berkoloni. Juga, pada setiap sel
tubuh Ctenophora dijumpai dua atau lebih silia. Hewan Ctenophora ini bergerak
dengan bantuan silia berbentuk barisan sisir-sisir sepanjang poros oral-aboral,
dan umumnya berjumlah 8 lajur.
11.
Sistem digesti Ctenophora sudah
sempurna. Berbeda dari Cnidaria, tentakel Ctenophora yang hanya sepasang ini,
dipenuhi oleh sel-sel koloblas.
12.
Tidak seperti Cnidaria yang diesis, pada
umumnya Ctenophora adalah hewan yang hermafrodit simultan, walaupun ada
beberapa anggotanya yang melakukan reproduksi secara aseksual (biasanya melalui
fragmentasi).
c.
Acoelomata: Platyhelminthes
1.
Filum Platyhelminthes adalah sebuah
takson dari kelompok cacing yang betubuh pipih, tidak berongga, triploblastik,
dan bersimentri bilateral. Filum ini terdiri atas 3 kelas, ialah Turbellaria,
Cestoda, dan Trematoda. Sekitar 80% dari spesies cacing Platyhelminthes
bersifat parasitik.
2.
Cacing Platyhelminthes tidak memiliki
saluran pencernaan yang sempurna dan tidak memiliki organ respirasi maupun
sistem sirkulasi.
3.
Platyhelminthes.memiliki sistem saraf
yang sederhana berupa jaringan saraf yang tersebar.
4.
Organ ekskreasi Platyhelminthes berupa ginjal
primitif (protonefridia) yang disebut sel api atau sel obor. Organ ini
berfungsi menjaga keseimbangan ion dan air, serta membuang sisa-sisa hasil
metabolisme.
5.
Reproduksi cacing Platyhelminthes bersifat
hermafrodit simultan.
6.
Daur hidup cacing Platyhelminthes
umumnya melalui stadium larva. Larva Muller adalah larva cicing pipih yang
hidup bebas di laut, sedangkan mirasidium dan serkaria adalah larva-larva
cacing pipih yang hidupnya parasitik.
7.
Sebagian besar cacing Platyhelminthes
yang hidup bebas (kelas Turbellaria) berhabitat lautan, beberapa spesies hidup
di perairan tawar, dan hanya sedikit spesies yang hidup di daratan.
8.
Epidermis tubuh cacing pita (kelas
Cestoda) disebut tegumen, skoleks yang penuh dengan kait dan batil isap berada
di bagian anterior dan rangkaian proglotid di bagian belakangnya. Dalam daur
hidupnya, cacing pita ini umumnya memerlukan 2 macam inang : inang utama dan
inang perantara.
9.
Cacing Platyhelminthes dari kelas
Trematoda terbagi menjadi dua kelompok besar : Monogenea dan Digenea. Cacing
Monogenea adalah cacing ektoparasit yang tidak membutuhkan inang antara dalam
daur hidupnya, sedangkan cacing Digenea adalah cacing endoparasit yang
membutuhkan inang perantara sebelum mencapai inang utama.
10.
Cacing Platyhelminthes yang bersifat
parasitik (Cestoda dan Trematoda) menjadi penyebab penyakit yang ganas pada
ternak dan manusia, dan berdampak kerugian ekonomi yang cukup besar.
d.
Acoelomata Minor; Mesozoa, Gnathostomulida, dan
Rhynchocoela
1.
Mesozoa adalah kelompok hewan bersel
banyak yang dalam klasifikasi ditempatkan antara Protista dan Platyhelminthes
(Metazoa). Setiap sel tubuh Mesozoa memunculkan dua atau lebih silia.
2.
Lapisan lembaga, sistem digesti, sistem
sirkulasi, sistem respirasi, ataupun system saraf, tidak dipunyai oleh Mesozoa.
3.
Semua anggota kelompok hewan Mesozoa
hidupnya parasitik terhadap hewan avertebrata laut lainnya.
4.
Daur hidup Mesozoa dari filum
Orthonectida melalui stadium plasmodia (bentuk amoeba), sedangkan Mesozoa dari
filum Rhombozoa melalui stadium nematogen (bentuk cacing). Hewan Orthonectida
melakukan reproduksi secara diesis, sedangkan hewan Rhombozoa adalah hermafrodit
simultan.
5.
Hewan dari filum Gnathostomulida
melakukan reproduksi secara hermafrodit dan pada filum ini tidak dikenal adanya
stadium larva.
6.
Rhynchocoela bertubuh pipih dorsovental,
tak bersegmen, dan memanjang seperti cacing pita. Mereka sudah memiliki sistem
digesti yang sempurna, sistem sirkulasi yang sejati, dan melakukan respirasi
dengan cara difusi.
7.
Rongga tubuh Rhynchocoela dipenuhi oleh
sel-sel mesoderm yang membentuk jaringan parenkim; yang tersisa hanyalatr
rongga tubuh di bagian anterior yang disebut rinkosel.
8.
Rhynchocoela umumnya melakukan
reproduksi secara seksual (diesis atau hermafrodit). Larvanya disebut pilidium.
e.
Pseudocoelomata: Nematoda
Nematoda
merupakan salah satu anggota pseudocoelomata yang rongga badannya berupa
pseudosol. Nematoda yang hidup bebas sebagian besar hidup di laut, perairan
tawar, dan di tanah. Bentuk badan yang silindris merupakan adaptasi terhadap
lingkungannya, khususnya bagi nematoda yang hidup di sedimen, dan spesies
teresfrial yang hidup di lapisan tipis air sekeliling partikel tanah. Sebagian
besar nematode merupakan spesies parasit yang penting, misalnya cacing
Ancylostoma, Ascaris, Trichinella, dan Trichuris.
Bentuk
badan yang silindris dengan otot dinding badan longitudinal, kutikula yang
elastik, dan tekanan hidrostatik cairan pseudosoelom sangat membantu
menimbulkan gerakan undulatori sehingga memudatrkan bergerak bagi nematoda.
Perilaku makan pada nematoda melibatkan gerakan otot faring untuk menelan.
Gigi
atau stilet umumnya terdapat pada nematoda yang karnivor dan nematoda pemakan
tumbuhan (herbivor). Sebagian besar nematoda bersifat diesis, fertilisasinya
internal, beberapa ada yang hermafrodit dan reproduksinya dengan cara
partenogenesis.
f.
Pseudocoelomata Minor
Rotifera
adalah termasuk pseudocoelomata yang berukuran mikroskopis. Sebagian besar
hidup di perairan tawar, hidup bebas dan ada yang parasit pada avertebrata’
Pada ujung anterior terdapat sekelompok silia yang tersusun dalam lingkaran
(korona). Alat pencernaannya yaitu faring mengalami modifikasi sebagai
penggiling makanan. Alat kelamin jantan dan betina terpisah, reproduksinya
dapat secara seksual dan partenogenesis.
Secara
partenogenesis, individu betina menghasilkan telur yang dorman Nematomorpha
adalah kelompok pseudocoelomata yang secara morfologis mirip dengan nematoda.
Bentuk tubuh cacing ini silindris panjang, berukuran makroskopis dengan panjang
mencapai 1 m dan lebar tubuhnya kurang dari 1 mm. Secara internal cacing ini
pada yang dewasa maupun dewasa muda tidak mempunyai sistem ekskretori, dan
nutrisinya hanya diperlukan pada saat berada di dalam tubuh hospes (arthropoda)
yaitu dengan absorpsi langsung melalui dinding tubuh, otot dinding tubuhnya
hanya mempunyai otot longitudinal. Individu anggota filum Nematomorpha bersifat
diesis dan fertili sasinya internal.
Acanthocephala
merupakan salah satu kelompok aschelminthes yang semua anggotanya hidup sebagai
endoparasit yang memerlukan dua hospes dalam daur ‘hidupnya. Stadium dewasa
muda hidup sebagai parasit pada crustasea dan insekta, sedangkan stadium
dewasanya hidup di dalam saluran pencernaan vertebrata, khususnya ikan .
Pada
yang dewasa, tubuhnya dibedakan menjadi tiga bagian yaitu : probosis, leher,
dan badan. Tubuh pada umumnya berukuran kecil yaitu hanya mencapai beberapa cm.
Individunya bersifat diesis, organ kelamin jantan dan betina terpisah.
Reproduksinya dengan cara seksual (kopulasi), dan fertilisasinya internal.
Pada
umumnya acanthocephala tidak mempunyai sistem ekskretori yang khusus, dinding
tubuhnya tidak dilapisi oleh kutikula, dan mempunyai otot sirkular dan
longitudinal, sistem sirkulasinya dengan sistem saluran lakuna.
g.
Coelomata (Protostomia): Mollusca
Hewan
Mollusca memiliki tubuh yang lunak, bercangkang atau tidak dan diselaputi
lendir. Kaki Mollusca terletak di ventral dan dilengkapi otot yang kuat. Bagian
anterior tubuh bermodifikasi menjadi kepala. Saluran pencernaan pendek dan
terpilin. Sistem sirkulasi tertutup. Sistem ekskresi terdiri atas I – 7 pasang
nepridia. Sistem syaraf terdiri atas pasangan serebral, pleural, pedal, dan
ganglion viseral. Mollusca bernafas dengan insang atau paru-paru. Reproduksinya
monoesis, dioesis atau hermaprodit dengan fertilisasi internal/eksternal. Larva
bila ada umumnya berbentuk trokofor.
Mollusca hidup pada habitat yang beragam di laut,
air payau atau terestrial di air tawar atau daratan. Filum Mollusca dibagi
menjadi kelas Monoplacophora, Aplacophora, Polyplacophora, Scaphopoda,
Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda. Pembagian tersebuterutama didasarkan
pada cangkang dan kaki. Kelas Monoplacophora merupakan Mollusca purba dengan
cangkang tunggal berbentuk kerucut.
Kelas Aplacophora berbentuk seperti cacing
tanpa cangkang, dibagi menjadi ordo Neomenioidea dan Chaetodermatoidea
berdasarkan kaki dan sistem reproduksi. Kelas Polyplacophora merupakan Mollusca
dengan jumlah cangkang delapan buah, berdasarkan susunan cangkang dibagi
menjadi ordo Lepidopleurida dan Chitonida.
Kelas
Scapophoda memiliki satu cangkang berbentuk tanduk. Ketiga kelas dari’ Mollusca
tersebut seluruhnya hidup di laut. Kelas Gastropoda merupakan Mollusca yang
memiliki cangkang tunggal dengan bentuk beragam. Gastropoda dibagi menjadi
subkelas Prosobranchia (3 ordo), Opisthobranchia (8 ordo), dan Pulmonata (2
ordo) berdasarkan alat pernafasannya, sedangkan pembagian ke dalam ordo
terutama didasarkan pada insang, cangkang, dan letak mata. Gastropoda hidup
pada berbagai habitat di laut, air payau, air tawar dan daratan.
Kelas
Pelecypoda memiliki sepasang cangkang dengan kaki berbentuk seperti kapak.
Pembagian kedalam subkelas Palaeotaxodonta (1 ordo), Cryptodonta (1 ordo),
Pteriomorpha (2 ordo), Paleoheterodonta (2 ordo), Heterodonta (3 ordo), dan
Anomalodesmata (1 ordo) terutama didasarkan pada gigi engsel, sedangkan
pembagian ke dalam ordo pada umumnya didasarkan pada otot adduktor, insang, dan
sifon.
Pelecypoda hidup di perairan laut, payau, dan
tawar. Kelas Cephalopoda dicirikan dengan letak kaki di kepala. Cephalopoda
dibagi subkelas Nautiloidea, Ammonoidea, dan Coleoidea (5 ordo). Pembagian ke
dalam subkelas didasarkan pada ada tidaknya cangkang dan jumlah lengan,
sedangkan pembagian ke dalam ordo terutama didasarkan pada letak cangkang dan
anatomi mata. Cephalopoda seluruhnya hidup di laut.
h.
Coelomata (hotostomia): Annelida
Filum
Annelida merupakan cacing selomata berbentuk gelang yang memiliki tubuh
memanjang, simeffi bilatiral, bersegmen, dan permukaannya dilapisi kutikula.
Dinding tubuh dilengkapi otot. Memiliki prostomium dan sistem sirkulasi.
Saluran pencernaan lengkap. Sistem ekskresi sepasang nephridia di setiap
segmen. Sistem syaraf tangga tali.
Sisiernrespirasi
terdaput puda epidermis. Reproduksi monoesis atau diesis dan larvanya
trokofor/veliger. Kebanyut un cacing Annelida hidup akuatik di laut dan
terestrial di air tawar atau darat.Filum Annelida dibagi menjadi kelas
Polychaeta, Oligochaeta, Archiannelida, dan Hirudinea. pembagian ke dalam kelas
terutama didasarkan pada segmentasi tubuh. seta, parapodium, sistem sirkulasi,
ada tidaknya batil isap, dan sistem reproduksi.’
Kelas
iotyct aetu dibagi menjadi kelompok Errantia dan Sedentaria didasarkan pada
kesempurnaan bentuk parapodium, siri, ada tidaknya rahang, probosis, bentuk
segmen’ aan letat insang. Kelas Oligochaeta dibagi menjadi ordo Plesiopora,
Prosotheca, Prosopora, dan Opisthopora berdasarkan alat ekskresi, letak
gonofor, dan letak spermateka. Kelas girudinea dibagi menjadi ordo
Acanthobdellida, Rhynchobdellida, dnathobdellida, dan Erpobdellida berdasarkan
ada tidaknya batil isap dan probosis, serta septum pada segmen tubuh.
i.
Arthropoda
Arthropoda
merupakan filum yang memiliki jumlah anggota yang terbanyak, yaitu 75% dari
hewan yang telah diketahui sampai saat ini. Dapat ditemukan di setiap ekosistem
yang ada di bumi. Tubuhnya memiliki segmen yang disebut tagmatisasi, pada
insekta dan crustacean memiliki tiga tagma yang telah terpisah: kepala, dada,
dan perut. Tubuh dilapisi oleh kutikula yang mengandung khitin. Jumlah anggota
tubuh’(alat gerak) sangat bervariasi tergantung pada kelasnya.
j.
Coelomata Minor
Tardigrada
dan Onychophora merupakan filum peralihan antara Annelida dengan Arthropoda.
Tubuh dilapisi oleh khitin yang secara periodik mengelupas. Rongga tubuh utama
berupa hemocoel. Memiliki anggota gerak (kaki), pada Tardigrada berjumlah 4
pasang, sedangkan pada Onychopora 20 pasang.
Tardigrada
memiliki kemampuan cryptobiosis, yaitu kemampuan untuk mempertahankan diri
dalam lingkungan yang ekstrim, misalnya suhu yang dingin atau kekeringan.
Lophophora yang beranggotakan tiga filum (Phoronida, Brachiopoda, dan Bryozoa)
memiliki circumoral dan terdapat tentakel di sekitarnya, anus terletak di luar
lingkaran mulut tersebut. Sedangkan pada Entoprocta, anus terletak di dalam
lingkaran tentakel tersebut.
Sebagian
besar anggota Lophophora dan Entoprocta hidup sesil menempel pada substrat.
Mengambil makanan dengan cara menyaring air atau endapan yang melalui tentakel.
Filum Echiura dan Sipuncula berbentuk seperti cacing (vermiform), hidup menetap
(sesil) di dasar laut dengan membuat lubang. Cara makan hewan ini dengan
menyaring detritus atau deposit yang ada disekitarnya
k.
Coelomata (Deuterostomia): Echinoderma
1.
Kelompok Echinodermata memiliki tiga
karakteristik yang paling menonjol, yaitu: tubuh yang simetri radial
pentamerus, osikel-osikel berkapur (calcareous osicles), sistem peredaran-air
(water vascular system).
2.
Filum Echinodermata terbagi menjadi 5
kelas, yaitu kelas Asteroidea, kelas Ophiuroidea, kelas Echinoidea, kelas
Holothuroidea, dan kelas Crinoidea.
3.
Perbedaan ophiuroid dengan asteroid
adalah: (1) pada ophiuroid lengan tidak menyatu dengan cakram pusat, (2)
struktur lengan lebih padat, (3) tidak memiliki celah ambulakral, papula maupun
pediselaria, serta (4) madreporit terletak pada pemukaan oral tubuh.
4.
Kelompok Echinoidea memiliki struktur
khusus yaitu lentera Aristoteles, yang digunakan sebagai alat kunyah.
5.
Kelompok Holothuroidea memiliki
kemampuan mengeluarkan organ Tubules of Cuvier sebagai fenomena pertahanan.
Selain itu Holothuroidea mampu mengeluarkan organ dalam yang dikenal dengan
istilah eviserasi.
6.
Krinoid terdiri atas lili laut yang
sesil, dan bintang bulu yang hidup bebas. Tubuh krinoid memiliki ciri khas
yaitu dengan adanya mahkota pentamerus dan kaliks.
7.
Sebagian besar Holothuroidea memiliki
kemampuan regenerasi yang tinggi.
l.
Coelomata (Deuterostomia):minor
1.
Hemichordata tidak memiliki notochord,
tetapi memiliki dua karakteristik kelompok chordata, yaitu: celah insang
(pharyngeal gill slits) dan jalinan syaraf (nerve cord) di daerah dorsal.
2.
Filum Hemichordata terbagi menjadi dua
kelas yaitu: kelas Enteropneusta dan Fterobranchia.
3.
Kelompok hewan dalam kelas Enteropneusta
dan Pterobranchia memiliki persamaan dalam pembagian tubuh yaitu terdiri atas 3
bagian: bagian kepala (head/anterior), bagian leher (collar), dan bagian batang
tubuh (trunk).
4.
Hewan dalam kelas Enteropneusta bersifat
diesis dengan fertilisasi eksternal, sedangkan koloni dalam kelas Pterobranchia
bersifat diesis dengan fertilisasi internal.
5.
Tubuh Chaetognatha (cacing panah)
terdiri atas kepala, batang tubuh, dan ekor. Kepala memiliki duri pencengkeram
(grasping spines) untuk menangkap mangsa.
6.
Chaetognatha bersifat hermafrodit, dan
fertilisasi dilakukan secara internal.
7.
Filum Pogonophora terdiri atas dua kelompok,
pogonophora perviate dan pogonophora obdurate (vestimentiferan) yang dapat
dibedakan dari ujung anterior yaitu tentakel. Tentakel-tentakel vestimentiferan
tumbuh bergabung dan mengelilingi suatu struktur obturakula, sedangkan tentakel
pada perviate tidak bergabung dan tumbuh di bagian lobus sefalik (cephalic
lobe).
m. Chordata Nonvertebrata
1.
Chordata nonvertebrata memiliki tiga
karakterisrtik hewan insang, jaringan syaraf dorsal, dan notochord. vertebrata,
yaitu: celah
2.
Filum Chordata nonvertebrata terdiri
atas subfilum Urochordata dan Cephalochordata.
3.
Subfilum Urochordata terdiri atas 3
kelas yaitu: Ascidiacea yang bersifat bentik, Larvacea, dan Thaliacea yang
bersifat planktonik.
4.
Cephalochordata secara kolektif dikenal
sebagai lanselet dan secara individual dikenal sebagai amphioxus.
5.
Amphioxus merupakan peralihan antara
avertebrata dan vertebrata, dan memiliki notochord berbentuk sel-sel cakram
yang memanjang dari ujung ekor hingga rostrum.
0 Komentar