A. LATAR BELAKANG
Berbagai aktivitas di lakukan
oleh manusia untuk memenuhi kesejahtraan hidupnya dengan memproduksi makanan
minuman dan barang lain dari sumber daya alam. Selain menghasilkan barang
barang yang akan di komsumsi, aktivitas tersebut juga menghasilkan bahan buangan
yang udah tidak di butuhkan oleh manusia. Bahan buangan makin hari makin
bertambah banyak. Hal ini erat hubungannya dengan makin bertambahnya jumlah
penduduk di satu pihak, dan pihak lain dengan ketersediaan ruang hidup manusia
yang relatif tetap.
Menurut definisi (WHO),
sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi,
atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya. Dalam hal ini, hanya akan dibahas sampah (limbah) padat atau benda yang tidak dipakai, tidak
diinginkan, dan dibuang, yang berasal dari suatu aktivitas dan bersifat
padat.
Pengelolaan lingkungan hidup
merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah, pelaku
industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi
mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya
cukup tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi industri
(semi industrialized country). Para pelaku industri kadang mengesampingkan
pengelolaan lingkungan yang menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan
sampah. Limbah bagi lingkungan hidup sangatlah tidak baik untuk kesehatan
maupun kelangsungan kehidupan bagi masyarakat umum, limbah padat yang di
hasilkan oleh industri-industri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika
limbah padat hasil dari industri tersebut tidak diolah dengan baik untuk
menjadikannya bermanfaat.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Limbah atau
sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau
zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan
yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah
juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik
dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan
dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak
berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal
dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi
benda ekonomis.
a.
Pengertian
Limbah Padat
Limbah padat merupakan limbah yang
bersifat padat terdiri dar zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak
berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan
melindungi investasi pembangunan (SK SNI T-13-1990-F).
b.
Pembagian
Limbah Padat (Sampah)
Sampah
padat dapat dibagi menjadi beberapa kategori, sebagai berikut:
1) Berdasarkan
zat kimia yang terkandung didalamnya.
ü Organik,
misalnya; sisa makanan, daun, sayur, dan buah.
ü Anorganik,
misalnya; logam, pecah-belah, abu, dll.
2) Berdasarkan
dapat atau tidaknya dibakar.
ü Mudah
terbakar, misalnya; kertas plastik, daun kering, kayu.
ü Tidak
mudah terbakar, misalnya; kaleng, besi, gelas, dll.
3) Berdasarkan
dapat atau tidaknya membusuk.
ü Mudah
membusuk, misalnya; sisa makanan, potongan daging, dsb.
ü Sulit
membusuk, misalnya; plastik, karet, kaleng, dsb.
c.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Jumlah Sampah.
Berikut beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi jumlah sampah:
ü Jumlah penduduk
: Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan penduduk. Semakin
padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk menampung
sampah kurang. Semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah yang dihasilkan
semakin banyak, misalnya pada aktivitas
pembangunan, perdagangan, industri, dsb.
ü Kemajuan teknologi
: Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat. Contoh, plastik,
kardus, rongsokan, AC, TV, kulkas, dsb.
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula
macam dan jenis sampahnya.
d.
Dampak
Negatif Limbah Padat
Limbah pasti
akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahan yang
baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam lingkungan hidup maka dapat
menimbulkan pencemaran seperti :
1)
Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4),
C02 dan sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk
dikarena adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses
pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.
2)
Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan
terjadi reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai
Ambang Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan
mabuk dan pusing.
3)
Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam
perairan atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadi
keruh dan rasa dari air pun berubah.
Dari
sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada beberapa dampak limbah yang
lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum. Dampak limbah secara
umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap lingkungan adalah
sebagai berikut :
e. Dampak
Terhadap Kesehatan
Potensi bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
a)
Penyakit diare dan, penyakit ini terjadi karena bakteri yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat.
b)
Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.
f.
Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan
dari limbah – limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya sehingga mengandung
virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama kelamaan
akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air untuk
kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak limbah baik secara
langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga
menimbulkan banjir karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tangga ke
sungai, sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat
mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan
para penduduk.
C. PEMBAHASAN
A.
Proses Pengolahan Limbah Padat
Jika di
definisikan secara harfiah, pengolahan limbah padat adalah pengangkutan,dan
pembuangan limbah padat. Definisi yang lebih luas dari pengelolaan limbah padat
juga mencakup upaya pengurangan sumber yang membatasi produksi limbah padat
langsung pada sumbernya. Pengolahan
limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat
menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkunganataupun
kesehatan.
Menurut sifatnya
pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadidua cara yaitu pengolahan
limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbahpadat dengan
pengolahan.
ü Limbah
padat tanpa pengolahan yaitu limbah padat yang tidak mengandung unsur
kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat
tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
ü Limbah
padat dengan pengolahan yaitu limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun
dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
tempat-tempat tertentu.
Pengolahan
limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sedehana lainnya
misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar loak atau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumahrumah. Cara ini bisa menjadikan limbah
atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang
yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga dijual kepada
tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang
yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran bekas, majalah
bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang
usang. Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling
mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa
dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas kertas
dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan
cara membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang
cukup kecil dan dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk
pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.
Ada
beberapa tahapan didalam pengolahan limbah padat yang baik, diantaranya,
tahapan pengumpulan dan penyimpanan ditempat sumber, tahap pengangkutan, dan
tahap pemusnahan.
1.
Tahap
pengumpulan dan penyimpanan ditempat sumber
Sampah yang ada dilokasi sumber (kantor,
rumah tangga, hotel, dsb) ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam
hal ini tempat sampah. Sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan
dalam tempat yang tersisa untuk memudahkan pemusnahannya. Adapun tempat
penyimpanan sementara (tempat sampah) yang digunakan harus memenuhi persyaratan
berikut ini.
ü Konstruksi
harus kuat dan tidak mudah bocor.
ü Memiliki
tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan
ü Ukuran
sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.
Dari tempat penyimpanan ini, sampah
dikumpulkan kemudian dimasukkan kedalam dipo (rumah sampah). Dipo ini berbentuk
bak besar yang digunakan untuk menampung sampah rumah tangga.Pengelolaannya
dapat diserahkan pada pihak pemerintah.
Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan dua metode yaitu sistem duet tempat sampah kering dan tempat sampah basah dan system trio: tempat sampah basah, sampah kering dan tidak mudah terbakar.
Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan dua metode yaitu sistem duet tempat sampah kering dan tempat sampah basah dan system trio: tempat sampah basah, sampah kering dan tidak mudah terbakar.
2.
Tahap Pengangkutan
Dari dipo, sampah diangkut ke tempat
pembuangan akhir atau pemusnahan sampah dengan mempergunakan truk pengangkut
sampah yang disedikan oleh Dinas Kebersihan Kota.
B.
Tahap
Pemusnahan
Di dalam tahap pemusnahan sampah ini,
terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain:
1) Sanitary
landfill
Sanitary
landfill adalah system pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini,
pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan cara menimbun
sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian,
sampah tidak berada diruang terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau ata
mejadi sarang binatang pengerat. Sanitary landfill yang baik harus memenuhi
persyaratan berikut:
ü Tersedia
tempat yang luas.
ü Tersedia
tanah untuk menimbunnya.
ü Tersedia
alat alat besar.
2) Incineration
Incineration atau insenerasi merupakan suatu metode pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah secara besar besaran dengan menggunakan fasilitas pabrik. Manfaat sistem ini yaitu volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya, tidak memerlukan ruang yang luas, panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap.
Incineration atau insenerasi merupakan suatu metode pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah secara besar besaran dengan menggunakan fasilitas pabrik. Manfaat sistem ini yaitu volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya, tidak memerlukan ruang yang luas, panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap.
3) Furnace
Furnace atau tungku merupakan alat pembakar yang dilengkapi dengan jeruji besi yang berguna untuk mengatur jumlah masuk sampah dan untuk memisahkan abu dengan sampah yang belum terbakar. Dengan demikian tungku tidak terlalu penuh.
Furnace atau tungku merupakan alat pembakar yang dilengkapi dengan jeruji besi yang berguna untuk mengatur jumlah masuk sampah dan untuk memisahkan abu dengan sampah yang belum terbakar. Dengan demikian tungku tidak terlalu penuh.
4) Combustion
Combustion atau tungku pembakar kedua, memiliki nyala api yang lebih panas dan berfungsi untuk membakar benda benda yang tidak terbakar pada tungku pertama.
Combustion atau tungku pembakar kedua, memiliki nyala api yang lebih panas dan berfungsi untuk membakar benda benda yang tidak terbakar pada tungku pertama.
5) Composting
Pemusnahan sampah dengan cara memanfaatkan proses dekomposisi zat organic oleh kuman kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan ahasa berupa kompos atau pupuk. Berikut tahap tahap didalam pembuatan kompos :
Pemusnahan sampah dengan cara memanfaatkan proses dekomposisi zat organic oleh kuman kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan ahasa berupa kompos atau pupuk. Berikut tahap tahap didalam pembuatan kompos :
1. Pemisahan benda benda yang tidak dapat dipakai sebagai pupuk seperti gelas, kaleng, besi, dan sebagainya
2. Penghancuran sampah menjadi partikel
partikel yang lebih kecil (minimal berukuran 5cm)
3. Penyampuran sampah dengan
memperhatikan kadar karbon dan nitrogen yang paling baik (C:N = 1:30).
4. Penempatan sampah dalam galian tanah
yang tidak begitu dalam. Sampah dibiarkan terbuka agar terjadi proses aerobik.
5. Pembolak-balikan sampah 4-5 kali
selama 15-21 hari agar pupuk dapat terbentuk dengan baik. Perlu diingat bahwa
galian tersebut jangan sampai menjadi tempat bersarang hewan pengeret atau
serangga.
a)
Individual
incarnation
Pembakaran
sampah secara perorangan ini biasa dilakukan oleh penduduk terutama didaerah
pedesaan.
b) Recycling
Pengolahan kembali bagian bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau daur ulang. Contoh bagian sampah yang dapat didaur ulang, antara lain, plastic, gelas, kaleng, besi, dan sebagainya.
Pengolahan kembali bagian bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau daur ulang. Contoh bagian sampah yang dapat didaur ulang, antara lain, plastic, gelas, kaleng, besi, dan sebagainya.
c) Salvaging
Pemanfaatan sampah yang dapat dipakai kembali misalnya kertas bekas.
Pemanfaatan sampah yang dapat dipakai kembali misalnya kertas bekas.
D.
KESIMPULAN
Limbah padat merupakan limbah yang bersifat padat
terdiri dar zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan
harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi
pembangunan, untuk itu dibutuhkan penanganan khusus untuk pengelolaan limbah
padat dengan melalui beberapa tahap diantaranya tahapan pengumpulan dan
penyimpanan ditempat sumber, tahap pengangkutan, dan tahap pemusnahan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Budiman Chandra.2012.Pengantar
Kesehatan Lingkungan.Perpustakaan Nasional.Penerbit
EGC. Hariza Andani,S.KM,M.Pd. Buku
ajar Kesehatan Masyarakat. James
F.Mckenze,PhD,MPH. Rpbet
R.Pinger.phD. Jerome E.kotecki.phD.2007 Kesehatan Masyarakat suatu pengantar
Edis 4 (an introduction community health).perpustakaan nasional,penerbit EGC.
http://pengolahanLimbah-padat-grapa.pdf
http://bab6-pengelolahanlimbahpadatdomestik.pdf
http://www.sappk.itb.ac.id/jpwk/wp-content/uploads/2014/02/06-Jurnal-14-Murni.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16528-2208100660-Paper.pdf
http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-78338.pdf
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 23/No.3 Desember 2012
http://jurnalkesmas.ui.a c.id/index.php/kesmas/article/download/331/330
http://pengolahanLimbah-padat-grapa.pdf
http://bab6-pengelolahanlimbahpadatdomestik.pdf
http://www.sappk.itb.ac.id/jpwk/wp-content/uploads/2014/02/06-Jurnal-14-Murni.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16528-2208100660-Paper.pdf
http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-78338.pdf
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 23/No.3 Desember 2012
http://jurnalkesmas.ui.a c.id/index.php/kesmas/article/download/331/330
0 Komentar