BIOHERBISIDA ~ EKSTRAK DAUN BABANDOTAN

4:25:00 PM


  1.   Latar Belakang
Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang tumbuh di tempat yang tidak dikehendaki oleh manusia, juga sebagai tumbuhan yang kehadirannya pada lahan pertanian dapat menurunkan hasil tanaman produksi dan menyerangnya secara perlahan tapi pasti melalui kompetisi terhadap air, unsur hara, cahaya dan ruang tumbuh (Soerjani et al. 1996).


Meskipun demikian di Indonesia kerugian tanaman akibat gulma kurang disadari oleh petani maupun petugas yang bekerja di bidang pertanian, hal ini dikarenakan kerugaian akibat gulma berbeda dengan organisme pengganggu tanaman yang diakibatkan oleh hama dan penyakit, secara visual dapat dilihat melalui pengaruh
serangannya begitu drastis pada tanaman.

Menurut Muhabibah (2009), gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di tempat yang tidak dikehendaki terutama di tempat manusia bermaksud mengusahakan tanaman budidaya. Keberadaan gulma pada areal tanaman budidaya dapat menimbulkan kerugian baik dari segi kuantitas maupun kualitas produksi. Kerugian yang ditimbulkan oleh gulma adalah penurunan hasil pertanian akibat persaingan dalam perolehan air, unsur hara dan tempat hidup, penurunan kualitas hasil, menjadi inang hama dan penyakit, membuat tanaman keracunan akibat senyawa racun atau alelopati.

Pada saat ini alternatif pengendalian gulma yang berwawasan lingkungan sedang marak dilakukan. Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan mencari potensi senyawa golongan fenol dari tumbuhan lain sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bioherbisida. Selain itu efek dari bioherbisida ini tidak terkena secara langsung terhadap tanaman budidaya dan mempunyai peluang kecil untuk menyebabkan pencemaran (Rahayu, 2003)

Tanaman babandotan merupakan tanaman yang banyak ditemui di lahan pertanian dan dapat menimbulkan kerugian bagi pertumbuhan tanaman pertanian, ternyata babandotan dapat digunakan sebagai pestisida nabati yang aman dan ramah lingkungan , sekaligus dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia yang berlebihan, biaya produksi dan dampak buruk terhadap kesehatan petani dan lingukungan.(Menurut,...) Babandotan mengandung senyawa....

Penggunaan  babandotan (Ageratum conyzoides) jenis daunnya perlu diteliti terhadap  pertumbuhan rumput teki (Cyperus rotundus). Penggunaan daun babandotan (Ageratum conyzoides) sebagai ekstrak dalam skala besar tidak akan menimbulkan persaingan dengan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.( Imam, dan T. Handoko 2011)  perlu dikaji lebih lanjut mengenai pengaruh dari ekstrak daun babandotan (Ageratum conyzoides) terhadap pertumbuhan gulma teki (Cyperus rotundus) untuk mengetahui dosis yang sesuai.
  1.  Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui daya hambat dari ekstrak daun babandotan terhadap pertumbuhan gulma rumput teki dan untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah ekstrak daun babandotan (Ageratum conyzoides) dapat menghambat gulma rumput teki (Cyperus rotundus)

  1.  Manfaat Penelitian
Dapat mengetahui pemanfaatan ekstrak daun babandotan terhadap pertumbuhan gulma rumput teki dan dapat mengetahui konsentrasi yang tepat untuk menghambat gulma rumput teki.

  1.  Hipotesis Penelitian
Ekstrak daun babandotan dapat menghambat pertumbuhan gulma rumput teki dengan konsentrasi tertentu.
Previous
Next Post »
0 Komentar

Unggulan Post

Warna Feses Bisa Menunjukkan Kondisi Kesehatan Anda.

Karikatur Fese dalam usus manusia  Feses merupakan hasil kotoran dari proses pencernaan. Kotoran ini terdiri dari sisa-sisa makanan yang tid...