Daerah Suksesi Hutan Bakau |
Tumbuh
dan berkembangnya suatu hutan dikenal dengan istilah suksesi hutan (forest
succession atau sere). Hutan bakau merupakan suatu contoh suksesi hutan di
lahan basah (disebut hydrosere). Dengan adanya proses suksesi ini, perlu
diketahui bahwa zonasi hutan bakau pada uraian di atas tidaklah kekal,
melainkan secara perlahan-lahan bergeser.
Suksesi
dimulai dengan terbentuknya suatu paparan lumpur (mudflat) yang dapat berfungsi
sebagai substrat hutan bakau. Hingga pada suatu saat substrat baru ini diinvasi
oleh propagul-propagul vegetasi mangrove, dan mulailah terbentuk vegetasi
pionir hutan bakau.
Tumbuhnya
hutan bakau di suatu tempat bersifat menangkap lumpur. Tanah halus yang
dihanyutkan aliran sungai, pasir yang terbawa arus laut, segala macam sampah
dan hancuran vegetasi, akan diendapkan di antara perakaran vegetasi mangrove.
Dengan demikian lumpur lambat laun akan terakumulasi semakin banyak dan semakin
cepat. Hutan bakau pun semakin meluas.
Pada
saatnya bagian dalam hutan bakau akan mulai mengering dan menjadi tidak cocok
lagi bagi pertumbuhan jenis-jenis pionir seperti Avicennia alba dan Rhizophora
mucronata. Ke bagian ini masuk jenis-jenis baru seperti Bruguiera spp. Maka
terbentuklah zona yang baru di bagian belakang.
Demikian
perubahan terus terjadi, yang memakan waktu berpuluh hingga beratus tahun.
Sementara zona pionir terus maju dan meluaskan hutan bakau, zona-zona berikutnya
pun bermunculan di bagian pedalaman yang mengering.
Uraian
di atas adalah penyederhanaan, dari keadaan alam yang sesungguhnya jauh lebih
rumit. Karena tidak selalu hutan bakau terus bertambah luas, bahkan mungkin
dapat habis karena faktor-faktor alam seperti abrasi. Demikian pula munculnya
zona-zona tak selalu dapat diperkirakan.
Di
wilayah-wilayah yang sesuai, hutan mangrove ini dapat tumbuh meluas mencapai
ketebalan 4 km atau lebih; meskipun pada umumnya kurang dari itu. Suksesi.
0 Komentar