PD III Rusia – Ukraina dan Kemungkinan 10 Senjata Biologi Yang Digunakan

2:09:00 PM

            



        Senjata biologi (biological weapon) adalah senjata yang menggunakan patogen (bakteri, virus, atau organisme penghasil penyakit lainnya) sebagai alat untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan musuh. Dalam pengertian yang lebih luas, senjata biologi tidak hanya berupa organisme patogen, tetapi juga toksin berbahaya yang dihasilkan oleh organisme tertentu. Dalam kenyataanya, senjata biologi tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga hewan dan tanaman.

            Pembuatan dan penyimpanan senjata biologi telah dilarang oleh Konvensi Senjata Biologi 1972 yang ditandatangani oleh lebih dari 100 negara. Alasan pelarangan ini adalah untuk menghindari efek yang dihasilkan senjata biologi, yang dapat membunuh jutaan manusia, dan menghancurkan sektor ekonomi dan sosial. Namun, Konvensi Senjata Biologi hanya melarang pembuatan dan penyimpanan senjata biologi, tetapi tidak melarang pemakaiannya.

 Karena kebencian dan keserakahan manusia maka teknologi dan strategi berperang mereka menggunakan  senjata biologis. Senjata biologis adalah senjata yang memanfaatkan bakteri, virus atau organisme yang mampu menghasilkan penyakit, dengan tujuan untuk melumpuhkan, melukai, bahkan membunuh musuh.

 

1.    Anthrax

     Bacillus Anthracis, bakteri penyebab Anthrax, merupakan salah satu agen bio paling mematikan dan dimanfaatkan untuk senjata biologi. Anthrax diperkirakan telah digunakan sebagai senjata biologi selama sekitar satu abad lalu. Tak hanya mematikan, Anthrax bisa dibilang adalah salah satu senjata yang sangat mengerikan serta fleksibel karena tak terlihat, menular, serta tidak berbau. Bahkan, Anthrax dalam wujud bubuk pernah dikirim dengan sengaja lewat sistem pos di AS pada 2001. Dari 22 orang yang terinfeksi, tujuh orang merupakan pekerja pos, dan total lima orang meninggal akibat serangan itu. Korban Anthrax dapat mengalami gangguan kulit terasa melepuh dan gatal, pembengkakan di sekitar kulit yang melepuh, termasuk rasa tidak nyaman di dada, demam, menggigil, pusing, batuk, mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, kelelahan ekstrem, dan nyeri pada seluruh tubuh.

 

2.    Botulisme

     Botulisme merupakan salah satu racun paling mematikan di dunia. Racun Botulisme menjadi salah satu senjata biologis yang relatif mudah diproduksi, karena bakteri dari racun ini bisa didapatkan secara alami di tanah hutan, sedimen dasar danau dan sungai, serta saluran usus dari beberapa ikan maupun hewan. Hanya dengan 1 gram racun Botulisme bisa menewaskan 1 juta orang yang menghirupnya. Botulisme pernah digunakan kelompok Jepang untuk menginfeksi tahanan perang mereka. Gejala Botulisme bisa sangat parah. Otot-otot di wajah akan menjadi lumpuh, dan jika tidak ditangani, kelumpuhan itu dapat menyebar ke seluruh tubuh bahkan mematikan otot-otot yang digunakan untuk bernapas.

 

3.    Variola (cacar)

     Dikenal juga dengan sebutan "wabah merah", Variola atau cacar adalah penyakit yang sangat menular yang menyebabkan demam tinggi, sakit kepala dan tubuh, ruam yang parah, dan bintil yang menutupi sebagian besar tubuh. Ada dua laboratorium di dunia yang memiliki akses langsung ke penyakit tersebut untuk tujuan penelitian, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, dan Center for Virology and Biotechnology Research Rusia. WHO khawatir suatu negara atau organisasi teroris dapat menggunakan penyakit tersebut sebagai senjata biologis di masa depan. Pada tahun 1980, pemerintah Uni Soviet mengembangkan virus cacar dalam jumlah besar yang disimpan dalam tangki berpendingin untuk digunakan sebagai agen senjata biologis. Ancaman penggunaan cacar sebagai senjata biologis menurun ketika WHO meluncurkan program imunisasi global yang sukses melawan cacar tahun 1967. Meski demikian, vaksinasi tidak menghasilkan kekebalan seumur hidup dari penyakit tersebut.

 

4.    Q Fever

     Q Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Coxiella burnetii. Bakteri ini muncul secara alami dan menginfeksi hewan seperti domba, sapi, dan kambing, menyebabkan produk sampingannya (susu, feses, dan bahkan plasenta) terkontaminasi. Kebanyakan orang yang menelan Coxiella burnetii tidak menunjukkan gejala, tetapi gejalanya biasanya mirip flu. Meski pasien terinfeksi Fever Q tidak terlalu menular, AS dan Uni Soviet mengembangkan versi senjata dari bakteri ini dalam jumlah besar. Varietas yang dipersenjatai dibuat sangat mudah menular, dan percobaan pada manusia terbukti sangat berhasil karena semua orang yang secara sukarela terinfeksi penyakit tersebut memperlihatkan gejala. Pengujian Fever Q berlangsung selama dua dekade di AS. Pada tahun 2006, CDC AS membatasi penelitian yang dilakukan di fasilitas A&M Texas setelah ditemukan tiga peneliti tertular penyakit tersebut dan tidak melaporkannya ke CDC sesuai yang ditentukan oleh hukum. Adapun informasi tersebut diperoleh dari pengawas biosafety melalui Freedom of Information Act. Untuk diketahui, varian Fever Q yang dipersenjatai dapat diobati dengan antibiotik.

 

5.    Tularemia

     Bakteri Francisella tularensis penyebab Tularemia atau demam kelinci, memiliki kemampuan menginfeksi yang ekstrem, mudah menyebar, hingga bisa menyebabkan kematian. Orang yang terkena Francisella tularensis mengalami gejala ulkus kulit, demam, batuk, muntah, dan diare. Dr. Kenneth Alibek, mantan ilmuwan yang terlibat dalam program senjata biologis Uni Soviet, mengungkapkan penggunaan tularensis oleh tentara Uni Soviet melawan pasukan Jerman dalam pertempuran Stalingrad selama Perang Dunia II. Bakteri yang diklasifikasikan sebagai agen Kategori A itu telah dipelajari oleh unit penelitian perang Jepang dan beberapa kekuatan militer negara-negara Barat untuk keperluan militer.

 

6.    Bunyavirus

     Keluarga virus Bunyaviridae ini mencakup tiga virus: Nairovirus, Phlebovirus, dan Hantavirus. Demam berdarah Korea yang disebabkan oleh Hantavirus pecah selama Perang Korea ketika diperkirakan tiga ribu tentara Amerika Serikat dan Korea terinfeksi penyakit tersebut. Namun, bukti penggunaan langsungnya sebagai senjata biologis masih belum ditemukan. Bunyavirus menyebabkan infeksi pada manusia seperti Hanta Pulmonary Syndrome (HPS), demam Rift Valley, dan demam berdarah Krimea-Kongo. Infeksinya ditularkan oleh artropoda dan hewan pengerat, serta terkadang dapat menginfeksi manusia juga. Virus Hanta penyebab HPS menyebabkan tingkat kematian hingga 50%.

 

7.    Yersinia pestis

     Bakteri satu ini bisa menjadi senjata biologis yang dapat menyebabkan wabah pneumonia. Gejala-gejala awal yang ditimbulkan adalah demam, radang paru-paru yang dapat sebabkan gagal napas hingga berujung kematian bila tidak ditangani dengan baik. Wabah semacam ini telah digunakan sebagai senjata oleh tentara Jepang saat Perang Dunia II. Yersinia pestis sengaja dijatuhkan di daerah-daerah sekitar China dan Manchuria.

 

8.    Virus Marburg

    Demam Berdarah Marburg (Marburg HF) disebabkan oleh virus Marburg dari famili filovirus, yang juga termasuk virus Ebola. Virus Marburg juga merupakan agen perang biologis Kategori A yang diidentifikasi oleh sistem klasifikasi CDC dan dibawa di tubuh kelelawar buah Afrika. Virusnya dapat diisolasi dan diproduksi sebagai senjata biologis. Uni Soviet melakukan eksperimen dengan virus Marburg dalam bentuk aerosol untuk mengubahnya menjadi senjata biologis operasional strategis. Para ilmuwan Soviet dilaporkan lebih memilih Marburg daripada Coxiella burnetii (demam Q) karena Marburg memiliki tingkat kematian kasus yang tinggi hingga 90%.

 

9.    Aflatoxin

    Aflatoxin adalah sejumlah metabolit berbahaya yang terkait secara struktural yang dikembangkan oleh strain jamur tertentu. Metabolit ini menyebabkan kematian sel atau organ, hingga penyakit hati sirosis yang mengakibatkan kegagalan fungsi hati dan kanker. Komisi Khusus PBB (UNSCOM), pada tahun 1995 menemukan produksi Aflatoxin dan beragam pengerahan amunisi di Irak, yang dihancurkan setelah Perang Teluk. Menurut laporan Army Technology, metabolitnya memiliki toksisitas yang sangat rendah, sehingga diperlukan dalam jumlah besar untuk disebarkan di medan perang untuk menghasilkan dampak yang mematikan.

 

10.                          Ebola

   Virus Ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976 di Republik Kongo dan ditransmisikan dari hewan liar ke manusia. Ebola berpotensi dijadikan senjata biologis yang dapat menjadi ancaman besar untuk manusia karena dapat sebabkan kematian. Ada dugaan Ebola diproduksi sebagai senjata oleh Uni Soviet antara tahun 1986 hingga 1990. Namun sejauh ini, dugaan tersebut masih belum bisa dibuktikan.

 

Previous
Next Post »
0 Komentar

Unggulan Post

Warna Feses Bisa Menunjukkan Kondisi Kesehatan Anda.

Karikatur Fese dalam usus manusia  Feses merupakan hasil kotoran dari proses pencernaan. Kotoran ini terdiri dari sisa-sisa makanan yang tid...