Pembuatan Gula dari Tebu |
Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tebu ini termasuk jenis rumput-rumputan. Tanaman tebu dapat tumbuh hingga 3 meter di kawasan yang mendukung. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Tebu dapat dipanen dengan cara manual atau menggunakan mesin-mesin pemotong tebu. Daun kemudian dipisahkan dari batang tebu, kemudian baru dibawa kepabrik untuk diproses menjadi gula.
Tahapan-tahapan
dalam proses pembuatan gula dimulai dari :
1. Penanaman
tebu,
2. Proses
ektrasi,
3. Pembersihan
kotoran,
4. Penguapan,
5. Kritalisasi,
6. Afinasi,
7. Karbonasi,
8. Penghilangan
warna,
9. Proses
pengepakan
10. Sampai
ketangan konsumen.
1. Ekstraksi
Tahap pertama pembuatan
gula tebu adalah ekstraksi jus atau sari tebu. Caranya dengan menghancurkan
tebu dengan mesin penggiling untuk memisahkan ampas tebu dengan cairannya.
Cairan tebu kemudian dipanaskan dengan boiler. Jus yang dihasilkan masih berupa
cairan yang kotor: sisa-sisa tanah dari lahan, serat-serat berukuran kecil dan
ekstrak dari daun dan kulit tanaman, semuanya bercampur di dalam gula.
2. Ekstraksi
Jus dari hasil
ekstraksi mengandung sekitar 50 % air, 15% gula dan serat residu, dinamakan
bagasse, yang mengandung 1 hingga 2% gula. Dan juga kotoran seperti pasir dan
batu-batu kecil dari lahan yang disebut sebagai “abu”.
3. Pengendapan kotoran dengan kapur (Liming)
Jus tebu
dibersihkan dengan menggunakan semacam kapur (slaked lime) yang akan
mengendapkan sebanyak mungkin kotoran , kemudian kotoran ini dapat dikirim
kembali ke lahan. Proses ini dinamakan liming. Jus hasil ekstraksi dipanaskan
sebelum dilakukan liming untuk mengoptimalkan proses penjernihan. Kapur berupa
kalsium hidroksida atau Ca(OH)2 dicampurkan ke dalam jus dengan perbandingan
yang diinginkan dan jus yang sudah diberi kapur ini kemudian dimasukkan ke
dalam tangki pengendap gravitasi: sebuah tangki penjernih (clarifier). Jus
mengalir melalui clarifier dengan kelajuan yang rendah sehingga padatan dapat
mengendap dan jus yang keluar merupakan jus yang jernih. Kotoran berupa lumpur
dari clarifier masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya dilakukan penyaringan
dalam penyaring vakum putar (rotasi) dimana jus residu diekstraksi dan lumpur
tersebut dapat dibersihkan sebelum dikeluarkan, dan hasilnya berupa cairan yang
manis. Jus dan cairan manis ini kemudian dikembalikan ke proses.
4. Penguapan (Evaporasi)
Setelah
mengalami proses liming, proses evaporasi dilakukan untuk mengentalkan jus
menjadi sirup dengan cara menguapkan air menggunakan uap panas (steam).
Terkadang sirup dibersihkan lagi tetapi lebih sering langsung menuju ke tahap
pembuatan kristal tanpa adanya pembersihan lagi. Jus yang sudah jernih mungkin
hanya mengandung 15% gula tetapi cairan (liquor) gula jenuh (yaitu cairan yang
diperlukan dalam proses kristalisasi) memiliki kandungan gula hingga 80%.
Evaporasi dalam ‘evaporator majemuk’ (multiple effect evaporator) yang
dipanaskan dengan steam merupakan cara yang terbaik untuk bisa mendapatkan
kondisi mendekati kejenuhan (saturasi).
5. Pendidihan/ Kristalisasi
Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam wadah yang sangat besar untuk dididihkan. Di dalam wadah ini air diuapkan sehingga kondisi untuk pertumbuhan kristal gula tercapai. Pembentukan kristal diawali dengan mencampurkan sejumlah kristal ke dalam sirup. Sekali kristal terbentuk, kristal campur yang dihasilkan dan larutan induk (mother liquor) diputar di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya, bisa diumpamakan seperti pada proses mencuci dengan menggunakan pengering berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum disimpan. Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya kristalisasi diulang beberapa kali. Sayangnya, materi-materi non gula yang ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Hal ini terutama terjadi karena keberadaan gula-gula lain seperti glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil pecahan sukrosa. Olah karena itu, tahapan-tahapan berikutnya menjadi semakin sulit, sampai kemudian sampai pada suatu tahap di mana kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan. Sebagai tambahan, karena gula dalam jus tidak dapat diekstrak semuanya, maka terbuatlah produk samping (byproduct) yang manis: molasses. Produk ini biasanya diolah lebih lanjut menjadi pakan ternak atau ke industri penyulingan untuk dibuat alkohol (etanol) . Belakangan ini molases dari tebu di olah menjadi bahan energi alternatif dengan meningkatkan kandungan etanol sampai 99,5%.
6. Penyimpanan
Gula kasar yang
dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket selama penyimpanan dan
terlihat lebih menyerupai gula coklat lunak yang sering dijumpai di dapur-dapur
rumah tangga. Gula ini sebenarnya sudah dapat digunakan, tetapi karena kotor
dalam penyimpanan dan memiliki rasa yang berbeda maka gula ini biasanya tidak
diinginkan orang. Oleh karena itu gula kasar biasanya dimurnikan lebih lanjut
ketika sampai di negara pengguna.
7. Afinasi (Affination)
Tahap pertama
pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan pembersihan lapisan cairan
induk yang melapisi permukaan kristal dengan proses yang dinamakan dengan
“afinasi”. Gula kasar dicampur dengan sirup kental (konsentrat) hangat dengan
kemurnian sedikit lebih tinggi dibandingkan lapisan sirup sehingga tidak akan
melarutkan kristal, tetapi hanya sekeliling cairan (coklat). Campuran hasil
(‘magma’) di-sentrifugasi untuk memisahkan kristal dari sirup sehingga kotoran
dapat dipisahkan dari gula dan dihasilkan kristal yang siap untuk dilarutkan
sebelum proses karbonatasi. Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang
telah dicuci mengandung berbagai zat warna, partikel-partikel halus, gum dan
resin dan substansi bukan gula lainnya. Bahan-bahan ini semua dikeluarkan dari
proses.
8. Karbonatasi
Tahap pertama
pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan untuk membersihkan cairan
dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh. Pada tahap ini
beberapa komponen warna juga akan ikut hilang. Salah satu dari dua teknik
pengolahan umum dinamakan dengan karbonatasi. Karbonatasi dapat diperoleh
dengan menambahkan kapur/ lime [kalsium hidroksida, Ca(OH)2] ke dalam cairan
dan mengalirkan gelembung gas karbondioksida ke dalam campuran tersebut. Gas karbondioksida
ini akan bereaksi dengan lime membentuk partikel-partikel kristal halus berupa
kalsium karbonat yang menggabungkan berbagai padatan supaya mudah untuk
dipisahkan. Supaya gabungan-gabungan padatan tersebut stabil, perlu dilakukan
pengawasan yang ketat terhadap kondisi-kondisi reaksi. Gumpalan-gumpalan yang
terbentuk tersebut akan mengumpulkan sebanyak mungkin materi-materi non gula,
sehingga dengan menyaring kapur keluar maka substansi-substansi non gula ini
dapat juga ikut dikeluarkan. Setelah proses ini dilakukan, cairan gula siap
untuk proses selanjutnya berupa penghilangan warna. Selain karbonatasi, teknik
yang lain berupa fosfatasi. Secara kimiawi teknik ini sama dengan karbonatasi
tetapi yang terjadi adalah pembentukan fosfat dan bukan karbonat. Fosfatasi
merupakan proses yang sedikit lebih kompleks, dan dapat dicapai dengan
menambahkan asam fosfat ke cairan setelah liming seperti yang sudah dijelaskan
di atas.
9. Penghilangan warna
Ada dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula, keduanya mengandalkan pada teknik penyerapan melalui pemompaan cairan melalui kolom-kolom medium. Salah satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular [granular activated carbon, GAC] yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat warna. GAC merupakan cara modern setingkat “bone char”, sebuah granula karbon yang terbuat dari tulang-tulang hewan. Karbon pada saat ini terbuat dari pengolahan karbon mineral yang diolah secara khusus untuk menghasilkan granula yang tidak hanya sangat aktif tetapi juga sangat kuat. Karbon dibuat dalam sebuah oven panas dimana warna akan terbakar keluar dari karbon. Cara yang lain adalah dengan menggunakan resin penukar ion yang menghilangkan lebih sedikit warna daripada GAC tetapi juga menghilangkan beberapa garam yang ada. Resin dibuat secara kimiawi yang meningkatkan jumlah cairan yang tidak diharapkan. Cairan jernih dan hampir tak berwarna ini selanjutnya siap untuk dikristalisasi kecuali jika jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan konsumsi energi optimum di dalam pemurnian. Oleh karenanya cairan tersebut diuapkan sebelum diolah di panci kristalisasi.
10. Pendidihan
Sejumlah air
diuapkan di dalam panci sampai pada keadaan yang tepat untuk tumbuhnya kristal
gula. Sejumlah bubuk gula ditambahkan ke dalam cairan untuk mengawali/memicu
pembentukan kristal. Ketika kristal sudah tumbuh campuran dari kristal-kristal
dan cairan induk yang dihasilkan diputar dalam sentrifugasi untuk memisahkan
keduanya. Proses ini dapat diumpamakan dengan tahap pengeringan pakaian dalam mesin
cuci yang berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara
panas sebelum dikemas dan/ atau disimpan siap untuk didistribusikan.
0 Komentar