EKOLOGI PERAIRAN AIR TAWAR SECARA FISIKA

2:39:00 AM
Biologi Kehidupan
Pembagian Wilayah Danau

Ada beragam jenis ekosistem yang bisa dijumpai di bumi ini. Kesemua ekosistem tersebut akan membentuk kesatuan yang disebut dengan biosfer. Salah satu jenis ekosistem yang penting untuk dicermati adalah ekosistem air tawar. Secara umum, ekosistem tersebut masuk ke dalam kelompok ekosistem almiah dan lebih spesifik lagi dikelompokkan ke dalam ekosistem akuatik atau air.



 Ekosistem air tawar ini memiliki ciri-ciri tertentu antara lain:
1.        Pada wilayah tersebut tidak terdapat variasi suhu yang mencolok.
2.     Kecenderungan penetrasi terhadap cahaya sangat kurang yang dipengaruhi oleh cuaca juga iklim.
3.        Tumbuhan yang banyak dijumpai pada ekosistem yang satu ini adalah jenis ganggang.
4.        Organisme yang hidup di dalam ekosistem ini umumnya telah mengalami fase adaptasi.
5.    Kadar garam sangat rendah bahkan jauh lebih rendah jika dibandingkan kadar garam pada protoplasma organisme air.

     I.     Pembagian Ekosistem Air Tawar

ekosistem air tawar dibagi ke dalam dua bagian yakni:
1.         Ekosistem lentik atau air tenang, contoh : Danau dan Rawa
2.         Ekosistem air yang mengalir atau lotik, contoh : Rawa

  II.     Ekosistem Lentik atau Air Tenang
A.       Danau
Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan. Danau dibagi kedalam 4 wilayah, yakni :
1.        Wilayah Litoral. Titik ini adalah wilayah danau yang dangkal dimana cahaya menembus kedalaman air secara optimal. Suhu airnya lumayan hangat sebab berdekatan dengan tepi danau. Pada wilayah ini diketemukan tumbuhan air dengan akar dimana bagian daunnya mencuat ke permukaan air.
2.             Wilayah Limnetik. Adalah wilayah danau yang agak jauh dari tepi danau namun airnya masih bisa ditembus oleh cahaya matahari. Wilayah danau yang satu ini banyak dihuni oleh fitoplankton juga ganggang dan cynobakteri.
3.             Wilayah Profundal. Merupakan wilayah danau dengan tingkat kedalaman yang tinggi dan biasa disebut wilayah afotik. Wilayah ini banyak dihuni cacing juga beragam jenis mikroba.
4.             Wilayah bentik. Daerah ini berada di titik paling dasar dari danau dan di tempat ini terdapat beragam bentos juga sisaorganisme-organisme yang telah mati.

Danau dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu danau oligotropik dan danau eutropik. Penjelasan masing-masing kelompok ini sebagai berikut.

1)        Danau Oligotropik
  Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton didaerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya yaitu airnya jernih, dihuni oleh sedikit organisme dan didasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.

2) Danau Eutropik
  Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplanktonnya sangat produktif. Ciri-cirinya yaitu air keruh, terdapat bermacam-macam organisme dan oksigen didaerah profundal.

3)        Rawa
  Ekosistem dengan habitat yang sering digenangi air tawar yang kaya mineral dengan pH sekitar 6 dengan kondisi permukaan air yang tidak tetap, adakalanya naik atau adakalanya turun, bahkan suatu ketika dapat pula mengering.

4)        Sungai
  Sungai merupakan air yang mengalir searah dari hulu menuju hilir. Aliran air yang konstan, mengikis tanah dan membentuk habitat unik yang menjadi penunjang kehidupan beberapa organisme. Selan itu, aliran sungai memengaruhi penumpukan sedimen, suplai oksigen, dan nutrisi.

    Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Kecepatan aliran sungai dapat berbeda-beda pada beberapa titik. Gesekan pada dinding dan dasar sungai mengurangi kecepatan arus sehingga alga dapat menempel pada permukaan bebatuan, akar tanaman dapat menancap, dan hewan dapat hidup di dasar sungai tanpa terbawa arus. Hal ini tentunya dapat mendukung rantai makanan.

     Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Makhluk hidup air tawar sering dijumpai pada anak sungai, sedangkan ikan gurami sering dijumpai di hilir. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner, misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.

III.     PARAMETER FISIKA
Sifat Fisis Air Tawar

1.     Warna, Bau, dan Rasa Air Tawar (Effect of Sediment)
Air tawar pada umumnya tidak berwarna, sehingga tampak bersih, bening dan jernih. Tetapi pada beberapa jenis air tawar juga bisa memperlihatkan warna yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena sedimen (bebatuan) dan organisme yang hidup di dalamnya.
Air permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Walaupun bahan-bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah dihilangkan dari air tersebut, namun demikian air minum dimungkinkan masih mengandung komponen-komponen terlarut.
Pada dasarnya air murni tidak enak untuk diminum karena beberapa bahan yang terlarut dapat memberikan rasa yang spesifik terhadap air minum. Oleh karena itu, air minum yang lazim diperdagangkan bukan merupakan air murni. Jadi air yang tidak tercemar, merupakan air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk berbagai keperluan. Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tidak dapat digunakan secara normal disebut dengan polusi/pencemaran. Kebutuhan makhluk hidup akan air sangat bervariasi, maka batasan-batasan pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda.
Warna air pada dasarnya dibedakan menjadi warna sejati (true color) yang disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (ap­parent color), yang selain disebabkan oleh adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan tersuspensi, seperti yang bersifat koloid.
Air yang normal pada dasarnya tidak mempunyai rasa. Timbulnya rasa pada air lingkungan (kecuali air laut yang mem­punyai rasa asin) merupakan indikasi kuat bahwa air telah ter­cemar. Rasa yang menyimpang tersebut biasanya disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa yang menyimpang tersebut biasanya dihubungkan dengan baunya karena pengujian terhadap rasa air jarang dilakukan.
2.     Kenaikan suhu air (Raising of Temperature)
Air menstabilkan suhu udara dengan menyerap panas dari udara yang lebih hangat dan kemudian melepaskannya keudara yang lebih dingin. Air cukup efektif sebagai penyimpan panas karena dapat menyerap dan melepaskan panas dalam jumlah besar, dengan hanya mengalami sedikit perubahan suhu.
Proses suatu industry pada umumnya menimbulkan panas. Untuk menormalkan suhu biasanya digunakan air sebagai pendinginnanya. Suhu air sungai yang relative tinggi dapat ditandai seperti munculnya ikan dan hewan air lainnya kepermukaan untuk mendapatkan oksigen
3.     Kecerahan
Kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses fotosintesis pada suatu ekosistem perairan. Kecerahan yang tinggi menunjukkan daya tembus cahaya matahari yang jauh ke dalam perairan. Begitu juga sebaliknya.
Menurut Pratama (2009), menyatakan bahwa kecerahan merupakan ukuran transportasi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchidisk. Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan kedalam air dan dinyatakan dengan (‰) dari beberapa panjang gelombang didaerah spectrum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar 1 meter, jauh agak lurus pada permukaan air.
4.     Kekeruhan  atau turbiditas
     Kekeruhan air disebabkan oleh partikel partikel suspensi seperti tanah liat, garam, bahan organik terurai, plankton dan organisme lainnya. Perairan yang tidak terlampau jernih dan tidak terlampau keruh baik untuk kehidupan organisme perairan. Pengaruh ekologis kekeruhan adalah menurunya daya penetrasi cahaya  matahari ke dalam perairan yang selanjutnya menurunkan produktivitas primer akibat penurunan fotosintesis fitoplankton (Satino, 2010:12).
Previous
Next Post »
0 Komentar

Unggulan Post

Warna Feses Bisa Menunjukkan Kondisi Kesehatan Anda.

Karikatur Fese dalam usus manusia  Feses merupakan hasil kotoran dari proses pencernaan. Kotoran ini terdiri dari sisa-sisa makanan yang tid...