Pembagian Wilayah Danau |
Ada beragam jenis ekosistem yang bisa dijumpai di bumi ini.
Kesemua ekosistem tersebut akan membentuk kesatuan yang disebut dengan biosfer. Salah satu jenis ekosistem yang
penting untuk dicermati adalah ekosistem air tawar. Secara umum, ekosistem
tersebut masuk ke dalam kelompok ekosistem almiah dan lebih spesifik lagi
dikelompokkan ke dalam ekosistem akuatik atau air.
Ekosistem air tawar ini
memiliki ciri-ciri tertentu antara lain:
1.
Pada wilayah tersebut tidak terdapat variasi suhu yang
mencolok.
2. Kecenderungan penetrasi terhadap cahaya sangat kurang yang
dipengaruhi oleh cuaca juga iklim.
3.
Tumbuhan yang banyak dijumpai pada ekosistem yang satu ini
adalah jenis ganggang.
4.
Organisme yang hidup di dalam ekosistem ini umumnya telah
mengalami fase adaptasi.
5. Kadar garam sangat rendah bahkan jauh lebih rendah jika dibandingkan
kadar garam pada protoplasma organisme air.
I. Pembagian Ekosistem Air Tawar
ekosistem air tawar dibagi ke dalam dua bagian yakni:
1.
Ekosistem lentik atau air tenang, contoh : Danau dan Rawa
2.
Ekosistem air yang mengalir atau lotik, contoh : Rawa
II. Ekosistem Lentik atau Air Tenang
A.
Danau
Danau adalah
cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air tawar ataupun asin
yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan. Danau dibagi kedalam 4
wilayah, yakni :
1. Wilayah Litoral. Titik ini adalah wilayah danau yang dangkal
dimana cahaya menembus kedalaman air secara optimal. Suhu airnya lumayan hangat
sebab berdekatan dengan tepi danau. Pada wilayah ini diketemukan tumbuhan air
dengan akar dimana bagian daunnya mencuat ke permukaan air.
2.
Wilayah Limnetik. Adalah wilayah danau yang agak jauh dari
tepi danau namun airnya masih bisa ditembus oleh cahaya matahari. Wilayah danau
yang satu ini banyak dihuni oleh fitoplankton juga ganggang dan cynobakteri.
3.
Wilayah Profundal. Merupakan wilayah danau dengan tingkat
kedalaman yang tinggi dan biasa disebut wilayah afotik. Wilayah ini banyak
dihuni cacing juga beragam jenis mikroba.
4.
Wilayah bentik. Daerah ini berada di titik paling dasar dari
danau dan di tempat ini terdapat beragam bentos juga sisaorganisme-organisme
yang telah mati.
Danau dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi
organiknya, yaitu danau oligotropik dan danau eutropik. Penjelasan
masing-masing kelompok ini sebagai berikut.
1)
Danau Oligotropik
Oligotropik
merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena
fitoplankton didaerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya yaitu airnya
jernih, dihuni oleh sedikit organisme dan didasar air banyak terdapat oksigen
sepanjang tahun.
2) Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya
akan kandungan makanan, karena fitoplanktonnya sangat produktif. Ciri-cirinya
yaitu air keruh, terdapat bermacam-macam organisme dan oksigen didaerah
profundal.
3)
Rawa
Ekosistem dengan habitat yang sering
digenangi air tawar yang kaya mineral dengan pH sekitar 6 dengan kondisi
permukaan air yang tidak tetap, adakalanya naik atau adakalanya turun, bahkan
suatu ketika dapat pula mengering.
4)
Sungai
Sungai merupakan air yang mengalir searah dari hulu menuju
hilir. Aliran air yang konstan, mengikis tanah dan membentuk habitat unik yang
menjadi penunjang kehidupan beberapa organisme. Selan itu, aliran sungai
memengaruhi penumpukan sedimen, suplai oksigen, dan nutrisi.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air
sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk
berdiam diri, karena akan terbawa arus. Kecepatan aliran sungai dapat
berbeda-beda pada beberapa titik. Gesekan pada dinding dan dasar sungai
mengurangi kecepatan arus sehingga alga dapat menempel pada permukaan bebatuan,
akar tanaman dapat menancap, dan hewan dapat hidup di dasar sungai tanpa
terbawa arus. Hal ini tentunya dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak
sungai, dan hilir. Makhluk hidup air tawar sering dijumpai pada anak sungai,
sedangkan ikan gurami sering dijumpai di hilir. Beberapa sungai besar dihuni
oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh
buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus
karena mengalami adaptasi evolusioner, misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan
dapat melekat pada batu.
III. PARAMETER FISIKA
Sifat
Fisis Air Tawar
1. Warna, Bau, dan Rasa Air Tawar (Effect
of Sediment)
Air tawar pada umumnya tidak berwarna, sehingga tampak
bersih, bening dan jernih. Tetapi pada beberapa jenis air tawar juga bisa
memperlihatkan warna yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena sedimen
(bebatuan) dan organisme yang hidup di dalamnya.
Air permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung
bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung
komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Walaupun
bahan-bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah dihilangkan dari air tersebut,
namun demikian air minum dimungkinkan masih mengandung komponen-komponen
terlarut.
Pada dasarnya air murni tidak enak untuk diminum
karena beberapa bahan yang terlarut dapat memberikan rasa yang spesifik
terhadap air minum. Oleh karena itu, air minum yang lazim diperdagangkan bukan
merupakan air murni. Jadi air yang tidak tercemar, merupakan air yang tidak
mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang
ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk berbagai
keperluan. Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tidak dapat
digunakan secara normal disebut dengan polusi/pencemaran. Kebutuhan makhluk
hidup akan air sangat bervariasi, maka batasan-batasan pencemaran untuk
berbagai jenis air juga berbeda.
Warna air pada dasarnya dibedakan menjadi warna sejati (true
color) yang disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (apparent
color), yang selain disebabkan oleh adanya bahan-bahan terlarut juga karena
adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan tersuspensi, seperti
yang bersifat koloid.
Air yang normal pada dasarnya tidak mempunyai
rasa. Timbulnya rasa pada air lingkungan (kecuali air laut yang mempunyai
rasa asin) merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Rasa yang menyimpang
tersebut biasanya disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa yang menyimpang
tersebut biasanya dihubungkan dengan baunya karena pengujian terhadap rasa air
jarang dilakukan.
2. Kenaikan suhu air (Raising
of Temperature)
Air menstabilkan suhu udara dengan menyerap
panas dari udara yang lebih hangat dan kemudian melepaskannya keudara yang
lebih dingin. Air cukup efektif sebagai penyimpan panas karena dapat menyerap
dan melepaskan panas dalam jumlah besar, dengan hanya mengalami sedikit
perubahan suhu.
Proses suatu industry pada umumnya menimbulkan
panas. Untuk menormalkan suhu biasanya digunakan air sebagai pendinginnanya.
Suhu air sungai yang relative tinggi dapat ditandai seperti munculnya ikan dan
hewan air lainnya kepermukaan untuk mendapatkan oksigen
3. Kecerahan
Kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan
proses fotosintesis pada suatu ekosistem perairan. Kecerahan yang tinggi
menunjukkan daya tembus cahaya matahari yang jauh ke dalam perairan. Begitu
juga sebaliknya.
Menurut Pratama (2009), menyatakan bahwa kecerahan merupakan
ukuran transportasi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan
secchidisk. Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan kedalam air dan
dinyatakan dengan (‰) dari beberapa panjang gelombang didaerah spectrum yang
terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar 1 meter, jauh agak lurus pada
permukaan air.
4. Kekeruhan atau turbiditas
Kekeruhan
air disebabkan oleh partikel partikel suspensi seperti tanah liat, garam, bahan
organik terurai, plankton dan organisme lainnya. Perairan yang tidak terlampau
jernih dan tidak terlampau keruh baik untuk kehidupan organisme perairan. Pengaruh
ekologis kekeruhan adalah menurunya daya penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan yang selanjutnya
menurunkan produktivitas primer akibat penurunan fotosintesis fitoplankton
(Satino, 2010:12).
0 Komentar