MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN TRANSPIRASI

5:30:00 AM
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
50Transpirasi adalah proses pengeluaran air oleh tumbuhan, dan optimum terjadi pada organ daun. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap laju transpirasi, seperti kelembaban udara, paparan radiasi sinar matahari, suhu, luas permukaan daun, iklim (angin), serta ketersediaan air. Pada siang hari, tumbuhan tentu bertranspirasi optimum di bandingkan dengan malam hari, dikarenakan paparan sinar radiasi yang besar mampu meningkatkan tekanan turgo sel-sel daun tumbuhan, hingga tekanan turgor sel punutp pada stomata, sehingga stomata cenderung terbuka di siang hari.
Suatu ketika apabila pada waktu perkembangannya, tumbuhan kekurangan suplai air, maka kandungan air dalam tumbuhan menurun dan laju perkembangannya yang ditentukan oleh laju semua fungsi-fungsi yang juga menurun. Sekalipun dalam tumbuhan yang sedang tumbuh aktif, kekurangan air dapat menjadi faktor pembatas bagi perkembangannya, tetapi keadaan kekeringan masih memiliki dampak positif bagi hidup dan ketahanan hidup suatu organisme. Bersamaan dengan menurunnya aktivitas sel, kepekaannya terhadap faktor-faktor fisik dan kimia dari lingkungannya juga berkurang. Oleh karena itu, walaupun biji-biji kering tidak akan berkecambah, mereka juga tidak akan mati oleh suhu tinggi atau rendah yang dapat menjadikan letal bagi tumbuhan vegetatif.

1.2   Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum pada kali ini adalah untuk melihat dan mengamati faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi laju transpirasi dari suatu tumbuhan.

BAB II
DASAR TEORI

Transpirasi merupakan proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari tubuh tumbuhan yang sebagian besar terjadi melalui stomata, selain melalui kutikula dan lentisel (Dardjat dan Arbayah, 1996:61). Transpirasi merupakan aktivitas fisiologis penting yang sangat dinamis, berperan sebagai mekanisme regulasi dan adaptasi terhadap kondisi internal dan eksternal tubuhnya, terutama terkait dengan kontrol cairan tubuh, penyerapan dan transportasi air, garam-garam mineral serta mengendalikan suhu jaringan.
 Proses transpirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor internal antara lain adalah ukuran daun, tebal tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stoma, bentuk dan lokasi stomata (Dwidjoseputro, 1994:92), termasuk pula umur jaringan, keadaan fisiologis jaringan dan laju metabolisme. Faktor-faktor eksternal antara lain meliputi radiasi cahaya, suhu, kelembaban udara, angin dan kandungan air tanah (Dardjat dan Arbayah, 1996:64), gradient potensial air tanah - jaringan – atmosfer, serta adanya zat-zat toksik di lingkungannya.
 Menurut Goldworthy dan Fisher (1992:61-63), pembukaan stomata dipengaruhi oleh karbondioksida, cahaya, kelembaban, suhu, angin, potensial air daun dan laju fotosintesis. Mekanisme kontrol laju kehilangan air atau transpirasi dapat dilakukan dengan cara mengontrol laju metabolisme, adaptasi struktural daun yang dapat mengurangi proses kehilangan air dan mengatur konduktivitas stomata. Stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara. Jumlah stomata beragam pada daun tumbuhan yang sama dan juga pada daerah daun yang sama (Estiti, 1995:68).

BAB III
METODE KERJA

1.        Cuci alat fotometer dengan deterjen sampai bersih.
2.        Isi tabung fotometer dengan air sambil menekan-nekan reservoir sehingga udara di dalam tabung reservoir keluar.
3.        Pilih salah satu cabang tanaman Acalypa yang mempunyai diameter batang besarnya sama dengan diameter lubang pada tutup karet fotometer dan berdaun cukup antara 15-25 helai.
4.        Masukkan pangkal cabang ke dalam lubang pada tutup botol karet sampai pangkal batang tersebut kira-kira 5 cm di bawah tutup botol fotometer. Sambil dimasukkan ke dalam air pangkal cabang Acalypa tersebut dipotong sepanjang 2 cm.
5.        Pasang cabang Acalypa tersebut pada fotometer dengan cara sebagai berikut : fotometer dipenuhi dengan air, ujung kapiler dimasukkan ke dalam gelas piala kecil berisi air kemudian pasangkan tutup botol karet yang sudah dipasang cabang Acalypa pada fotometer.
6.        Tutup botol fotometer dan dibubuhi vaselin hingga merata dan dijaga agar jangan sampai ada gelombang udara pada botol fotometer.
7.        Biarkan tanaman bertranspirasi kemudian ujung kapiler diangkat sebentar dari gelas piala sehingga terbentuk gelembung udara yang kecil pada ujung pipa. Ujung pipa kemudian dimasukkan kembali ke dalam gelas piala.
8.        Kembalikan gelembung udara pada posisi semula (ujung pipa) dengan menekan reservoir secara perlahan-lahan (untuk mempermudah pasang penjepit pada reservoir).
9.        Tentukan laju transpirasi pada keadaan :
a.         Laboratorium
b.        Di depan kipas angin
c.         Disorot dengan lampu
d.        Pulas permukaan daun dengan vaselin
e.         Pulas permukaan bawah daun dengan vaselin
f.         Setiap keadaan diulang 2x.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Berdasarkan data percobaan yang telah dilakukan tanggal 25 April 2014, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut :
Keadaan Lingkungan
Air yang ditranspirasikan (mm/detik)
I
II
Laboratorium
Kipas Angin
Cahaya
Permukaan atas daun dilapisi vaselin
Permukaan bawah daun dilapisi vaselin


4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, kami melakukan pengamatan tentang faktor-faktor lingkungan terhadap laju transpirasi. Keadaan lingkungan yang diujikan terhadap tanaman Acalypa ialah kondisi laboratorium, kipas angin, cahaya lampu sorot, permukaan atas daun dan permukaan bawah daun yang dilapisi vaselin. Untuk menghitung laju transpirasi diperoleh dengan memperhitungkan jarak yang ditempuh per satuan waktu. Setiap perlakuan diulang dua kali setiap 5 menit(300 detik) sekali.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa jumlah air yang ditranspirasikan per satuan waktu pada penggunaan vaselin di permukaan bawah daun memiliki laju transpirasi yang tertinggi dibandingkan dengan keadaan lingkungan yang lain. Hasil ini tidak sesuai dengan teori maupun literature, karena kondisi cahaya terhadap daun Acalypa yang seharusnya memiliki laju transpirasi yang tertinggi. Hal ini dikarenakan praktikan yang kurang teliti dalam melakukan pengukuran jumlah air yang ditranspirasikan. Pada perlakuan cahaya, laju transpirasi yang diperoleh tidak begitu tinggi karena pada ruangan praktikum terdapat kipas angin yang dinyalakan, baik yang berada di ruangan, maupun yang digunakan oleh kelompok lain, sehingga dapat mempengaruhi laju transpirasi tanaman yang sedang diujicobakan.
Stomata lebih banyak terdapat pada permukaan bawah daun. Penggunaan vaselin pada permukaan bawah daun akan menutup stomata sehingga stomata sulit bertranspirasi. Proses transpirasi berlangsung selama fotosintesis terjadi, yaitu sewaktu stomata daun membuka untuk pertukaran gas antara karbon dioksida dan oksigen. Ketika tanaman berada di dalam kondisi gelap, maka laju transpirasi akan berkurang dibandingkan apabila tanaman terpapar cahaya. Hal tersebut dapat terjadi karena pembukaan stomata distimulasi oleh cahaya.
Transpirasi merupakan proses yang penting, serta merupakan tenaga penggerak yang mendorong naiknya air dan bahan mineral lainnya dari akar menuju daun. Naiknya material-material tersebut berkorelasi untuk melaksanakan biosintesis dalam rangka menyuplai fotosintesis, dan mendinginkan daun. Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata dan hanya sedikit transpirasi terjadi apabila stomata menutup. Kutikula hanya melepaskan sejumlah kecil uap air, karena kutikula dari banyak macam daun sangat tidak permeable terhadap air.
Menurut Ismail (2011) radiasi  matahari sangat penting bagi reaksi cahaya dalam fotosintesis. Disamping itu, radiasi dapat menimbulkan panas. Panas yanng diterima oleh daun digunakan sebagai sumber energi bagi transpirasi. Untuk menguapkan 1 gr air, dibutuhkan lebih dari 500 kalori energi panas. Oleh karena it transpirasi memiliki pengaruh mendinginkan daun tumbuhan. Radiasi matahari diterima oleh daun melalui tiga cara yaitu cahaya (langsung, pantulan atau sebaran), radiasi panas (dari atmosfer, tanah atau benda-benda di sekeliling tumbuhan) dan aliran udara panas yang melewati daun.

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa air yang ditranspirasikan per satuan waktu pada penggunaan vaselin di permukaan bawah daun memiliki laju transpirasi yang tertinggi dibandingkan dengan keadaan lingkungan yang lain yang tidak sesuai dengan teori. Pada praktikum perlakuan cahaya laju transpirasi yang diperoleh tidak begitu tinggi karena banyak faktor yang dapat mengganggu pada proses respirasi cahaya seperti dalam ruangan pada kipas angin yang dinyalakan. Kehilangan air oleh transpirasi pada keadaan tertentu dapat merusak tumbuhan tersebut namun transpirasi juga mempunyai pengaruh yang baik bagi pertumbuhan tumbuhan, selain dapat menjaga suhu dibawah tingkat yang mematikan juga meningkatkan absorb air oleh akar sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan laju absorb ion hara mineral.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, Jane B Reece dam Lawrence G Mitchell. 2004. Biologi Edisi ke 5 Jilid III. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Dwidjoseputro. (1994). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Goldsworthy, P. R. dan Fisher, N. M. (1992). Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Indradewa, Didik dan Eka Tarwaca Susila Putra. 2011. Fisiologi Tumbuhan. Power point Fisiologi Tumbuhan UI, Jakarta.
Ismail. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Kimball, John W. 2000. Biologi Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Prawiranata, W , Said Harran, Pin Tjondronegoro. (1991). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jilid I. Bogor: Fakultas Pertanian IPB.
Salisbury, Frank B. dan Clean W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Sasmitamihardja, Dardjat, dan Arbayah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi ITB, Bandung







Previous
Next Post »
0 Komentar

Unggulan Post

Warna Feses Bisa Menunjukkan Kondisi Kesehatan Anda.

Karikatur Fese dalam usus manusia  Feses merupakan hasil kotoran dari proses pencernaan. Kotoran ini terdiri dari sisa-sisa makanan yang tid...