BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Transpirasi
adalah proses pengeluaran air oleh tumbuhan, dan optimum terjadi pada organ
daun. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap laju transpirasi, seperti
kelembaban udara, paparan radiasi sinar matahari, suhu, luas permukaan daun,
iklim (angin), serta ketersediaan air. Pada siang hari, tumbuhan tentu
bertranspirasi optimum di bandingkan dengan malam hari, dikarenakan paparan
sinar radiasi yang besar
mampu
meningkatkan tekanan turgo
sel-sel
daun tumbuhan, hingga tekanan turgor sel punutp pada stomata, sehingga stomata
cenderung terbuka di siang hari.
Suatu
ketika apabila pada waktu perkembangannya, tumbuhan kekurangan suplai air, maka
kandungan air dalam tumbuhan menurun dan laju perkembangannya yang ditentukan oleh
laju semua fungsi-fungsi yang juga menurun. Sekalipun dalam
tumbuhan yang sedang tumbuh aktif, kekurangan air dapat menjadi faktor pembatas
bagi perkembangannya, tetapi keadaan kekeringan masih memiliki dampak positif
bagi hidup dan ketahanan hidup suatu organisme. Bersamaan dengan menurunnya
aktivitas sel, kepekaannya terhadap faktor-faktor fisik dan kimia dari
lingkungannya juga berkurang. Oleh karena itu, walaupun biji-biji kering tidak
akan berkecambah, mereka juga tidak akan mati oleh suhu tinggi atau rendah yang
dapat menjadikan letal bagi tumbuhan vegetatif.
1.2 Tujuan
Tujuan
dilakukannya praktikum pada kali ini adalah untuk melihat dan mengamati
faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi laju transpirasi dari suatu
tumbuhan.
BAB II
DASAR TEORI
Transpirasi merupakan proses hilangnya
air dalam bentuk uap air dari tubuh tumbuhan yang sebagian besar terjadi
melalui stomata, selain melalui kutikula dan lentisel (Dardjat dan Arbayah,
1996:61). Transpirasi
merupakan aktivitas fisiologis penting yang sangat dinamis, berperan sebagai
mekanisme regulasi dan adaptasi terhadap kondisi internal dan eksternal
tubuhnya, terutama terkait dengan kontrol cairan tubuh, penyerapan dan
transportasi air, garam-garam mineral serta mengendalikan suhu jaringan.
Proses transpirasi dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor internal antara
lain adalah ukuran daun, tebal tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin pada
permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya
stoma, bentuk dan lokasi stomata (Dwidjoseputro, 1994:92), termasuk pula umur
jaringan, keadaan fisiologis jaringan dan laju metabolisme. Faktor-faktor
eksternal antara lain meliputi radiasi cahaya, suhu, kelembaban udara, angin
dan kandungan air tanah (Dardjat dan Arbayah, 1996:64), gradient potensial air
tanah - jaringan – atmosfer, serta adanya zat-zat toksik di lingkungannya.
Menurut Goldworthy dan Fisher (1992:61-63),
pembukaan stomata dipengaruhi oleh karbondioksida, cahaya, kelembaban, suhu,
angin, potensial air daun dan laju fotosintesis. Mekanisme kontrol laju
kehilangan air atau transpirasi dapat dilakukan dengan cara mengontrol laju
metabolisme, adaptasi struktural daun yang dapat mengurangi proses kehilangan
air dan mengatur konduktivitas stomata. Stomata biasanya ditemukan pada bagian
tumbuhan yang berhubungan dengan udara. Jumlah stomata beragam pada daun
tumbuhan yang sama dan juga pada daerah daun yang sama (Estiti, 1995:68).
BAB III
METODE KERJA
1.
Cuci alat fotometer
dengan deterjen sampai bersih.
2.
Isi tabung fotometer
dengan air sambil menekan-nekan reservoir sehingga udara di dalam tabung
reservoir keluar.
3.
Pilih salah satu cabang
tanaman Acalypa yang mempunyai diameter
batang besarnya sama dengan diameter lubang pada tutup karet fotometer dan
berdaun cukup antara 15-25 helai.
4.
Masukkan pangkal cabang
ke dalam lubang pada tutup botol karet sampai pangkal batang tersebut kira-kira
5 cm di bawah tutup botol fotometer. Sambil dimasukkan ke dalam air pangkal
cabang Acalypa tersebut dipotong
sepanjang 2 cm.
5.
Pasang cabang Acalypa tersebut pada fotometer dengan
cara sebagai berikut : fotometer dipenuhi dengan air, ujung kapiler dimasukkan
ke dalam gelas piala kecil berisi air kemudian pasangkan tutup botol karet yang
sudah dipasang cabang Acalypa pada
fotometer.
6.
Tutup botol fotometer
dan dibubuhi vaselin hingga merata dan dijaga agar jangan sampai ada gelombang
udara pada botol fotometer.
7.
Biarkan tanaman
bertranspirasi kemudian ujung kapiler diangkat sebentar dari gelas piala
sehingga terbentuk gelembung udara yang kecil pada ujung pipa. Ujung pipa
kemudian dimasukkan kembali ke dalam gelas piala.
8.
Kembalikan gelembung
udara pada posisi semula (ujung pipa) dengan menekan reservoir secara
perlahan-lahan (untuk mempermudah pasang penjepit pada reservoir).
9.
Tentukan laju
transpirasi pada keadaan :
a.
Laboratorium
b.
Di depan kipas angin
c.
Disorot dengan lampu
d.
Pulas permukaan daun
dengan vaselin
e.
Pulas permukaan bawah
daun dengan vaselin
f.
Setiap keadaan diulang
2x.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Berdasarkan
data percobaan yang telah dilakukan tanggal 25 April 2014, maka dapat
dilaporkan hasil sebagai berikut :
Keadaan
Lingkungan
|
Air
yang ditranspirasikan (mm/detik)
|
|
I
|
II
|
|
Laboratorium
|
||
Kipas
Angin
|
||
Cahaya
|
||
Permukaan
atas daun dilapisi vaselin
|
||
Permukaan
bawah daun dilapisi vaselin
|
4.2
Pembahasan
Pada praktikum ini, kami melakukan
pengamatan tentang faktor-faktor lingkungan terhadap laju transpirasi. Keadaan lingkungan yang
diujikan terhadap tanaman Acalypa
ialah kondisi laboratorium, kipas angin, cahaya lampu sorot, permukaan atas
daun dan permukaan bawah daun yang dilapisi vaselin. Untuk menghitung laju
transpirasi diperoleh dengan memperhitungkan jarak yang ditempuh per satuan
waktu. Setiap perlakuan diulang dua kali setiap 5 menit(300 detik) sekali.
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa jumlah air yang ditranspirasikan per
satuan waktu pada penggunaan vaselin di permukaan bawah daun memiliki laju
transpirasi yang tertinggi dibandingkan dengan keadaan lingkungan yang lain.
Hasil ini tidak sesuai dengan teori maupun literature, karena kondisi cahaya
terhadap daun Acalypa yang seharusnya
memiliki laju transpirasi yang tertinggi. Hal ini dikarenakan praktikan yang kurang
teliti dalam melakukan pengukuran jumlah air yang ditranspirasikan. Pada
perlakuan cahaya, laju transpirasi yang diperoleh tidak begitu tinggi karena
pada ruangan praktikum terdapat kipas angin yang dinyalakan, baik yang berada
di ruangan, maupun yang digunakan oleh kelompok lain, sehingga dapat
mempengaruhi laju transpirasi tanaman yang sedang diujicobakan.
Stomata lebih banyak terdapat
pada permukaan bawah daun. Penggunaan vaselin pada permukaan bawah daun akan
menutup stomata sehingga stomata sulit bertranspirasi. Proses transpirasi berlangsung
selama fotosintesis terjadi, yaitu sewaktu stomata daun membuka untuk
pertukaran gas antara karbon dioksida dan oksigen. Ketika tanaman berada di
dalam kondisi gelap, maka laju transpirasi akan berkurang dibandingkan apabila
tanaman terpapar cahaya. Hal tersebut dapat terjadi karena pembukaan stomata
distimulasi oleh cahaya.
Transpirasi
merupakan proses yang penting, serta merupakan tenaga penggerak yang mendorong
naiknya air dan bahan mineral lainnya dari akar menuju daun. Naiknya material-material
tersebut berkorelasi untuk melaksanakan biosintesis dalam rangka menyuplai fotosintesis,
dan mendinginkan daun. Sebagian
besar transpirasi terjadi melalui stomata dan hanya sedikit transpirasi terjadi
apabila stomata menutup. Kutikula hanya melepaskan sejumlah kecil uap air,
karena kutikula dari banyak macam daun sangat tidak permeable terhadap air.
Menurut
Ismail (2011) radiasi matahari sangat
penting bagi reaksi cahaya dalam fotosintesis. Disamping itu, radiasi dapat
menimbulkan panas. Panas yanng diterima oleh daun digunakan sebagai sumber
energi bagi transpirasi. Untuk menguapkan 1 gr air, dibutuhkan lebih dari 500
kalori energi panas. Oleh karena it
transpirasi
memiliki pengaruh mendinginkan daun tumbuhan. Radiasi matahari diterima oleh
daun melalui tiga cara yaitu cahaya (langsung, pantulan atau sebaran), radiasi
panas (dari atmosfer, tanah atau benda-benda di sekeliling tumbuhan) dan aliran
udara panas yang melewati daun.
BAB
V
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa air yang ditranspirasikan per satuan
waktu pada penggunaan vaselin di permukaan bawah daun memiliki laju transpirasi
yang tertinggi dibandingkan dengan keadaan lingkungan yang lain yang tidak
sesuai dengan teori. Pada praktikum perlakuan cahaya laju transpirasi yang
diperoleh tidak begitu tinggi karena banyak faktor yang dapat mengganggu pada
proses respirasi cahaya seperti dalam ruangan pada kipas angin yang dinyalakan.
Kehilangan air oleh transpirasi pada keadaan tertentu dapat merusak tumbuhan
tersebut namun transpirasi juga mempunyai pengaruh yang baik bagi pertumbuhan
tumbuhan, selain dapat menjaga suhu dibawah tingkat yang mematikan juga
meningkatkan absorb air oleh akar sehingga akan berpengaruh terhadap
peningkatan laju absorb ion hara mineral.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell,
Neil A, Jane B Reece dam Lawrence G Mitchell. 2004. Biologi Edisi ke 5 Jilid III. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Dwidjoseputro.
(1994). Pengantar Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Goldsworthy,
P. R. dan Fisher, N. M. (1992). Fisiologi
Tanaman Budidaya Tropik. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Indradewa,
Didik dan Eka Tarwaca Susila Putra. 2011. Fisiologi
Tumbuhan. Power point Fisiologi Tumbuhan UI, Jakarta.
Ismail. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Makassar:
Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Kimball,
John W. 2000. Biologi Jilid II Edisi
Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Prawiranata,
W , Said Harran, Pin Tjondronegoro. (1991). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jilid I. Bogor: Fakultas
Pertanian IPB.
Salisbury, Frank B. dan Clean W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Sasmitamihardja,
Dardjat, dan Arbayah Siregar. 1996. Fisiologi
Tumbuhan. Jurusan Biologi ITB, Bandung
0 Komentar