Tanah adalah tempat hidup
bakteri-bakteri penting. Mikroorganisme tanah dapat menguraikan zat beracun
yang berasal dari polusi. Hal ini menjadi dasar bioremediasi, yaitu penggunaan
mikroorganisme untuk mendetoksifikasi dan menguraikan zat berbahaya dalam
lingkungan atau setruktur tanah.
Struktur tanah, kandungan gizi,
ketersediaan hara, dan menahan kapasitas air semuanya dipengaruhi oleh, atau
tergantung pada, mikroorganisme tanah. Semua mikroorganisme tersebut adalah
biota tanah yang berfungsi di ekosistem bawah tanah di akar tumbuhan dan sampah
sebagai sumber makanan.
Mikrobiologi tanah modern merupakan
gabungan ilmu tanah, kimia, dan ekologi untuk memahami fungsi mikroorganisme
dalam ekosistem tanah.
Telah dijelaskan diatas bahwa mokroorganisma dapat
memberi kesuburan tanah, dengan sejumlah cara yang antara lain adalah :
1) dengan
pembuuskan bahan-bahan organic atau sisa-sisa jasad hidup yang mati sehingga
terbentuk humus,
2) dengan
membebaskan mineral-mineral terentu dari partikel-partikel tanah sehingga Dpat
digunakan oleh tumbuhan untuk pertumbuhsnnya..
3) dapat
embebaskan sejumlah nutrient dalam bentuk mineral yang terikan dalam bentuk
senyawa organic pada tanaman dan hewan yang mati.
4) Memgang
peranan penting dalam transformasi senyawa nitrogen.
EKOSISTEM TANAH
Di permukaan tanah terdapat
mikroorganisme dalam jumlah dan variasi yang banyak. Hal tersebut karena
permukaan tanah mengandung banyak sumber makanan dari tumbuhan dan hewan. Biota
tanah membentuk sistem berdasarkan energi dan nutrisi yang dihasilkan dari
proses dekomposisi tumbuhan dan hewan. Dekomposer primer adalah bakteri dan
jamur.
Mikroorganisme seperti alga dan
lumut kerak adalah koloni yang menghuni permukaan batu. Kolonisasi organisme
ini merupakan proses awal pembentukan tanah yang diperlukan oleh tumbuhan
tingkat tinggi melalui proses dekomposisi oleh decomposer.
Dekomposer mengurai, mendaur ulang
energi, karbon, dan nutrisi dalam tumbuhan dan hewan mati menjadi bentuk yang
dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Oleh karena itu, mikroorganisme memegang
peran penting dalam proses kehidupan di bumi. Perubahan bentuk elemen dalam
proses dekomposisi dijabarkan pada siklus elemen.
Jennis-jenis
mikroorganisme tanah ada beberapa jenis yaitu :
1.
Bakteri
Bakteri (dari kata Latin bacterium;
jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti
sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat
kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi.
Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit,
sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan,
pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa
nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria
dan kloroplas..
Bakteri dapat ditemukan di hampir
semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain
maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia. Pada
umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat
berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding
sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat
berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak)
dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
2. Virus
Virus adalah parasit berukuran
mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit,
hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material
hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi
baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang
dibutuhkan dalam daur hidupnya.
3.
Jamur
Jamur atau cendawan adalah tumbuhan
yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang
uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut
hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara
generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk
glikogen.
Jamur
merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya Semua zat
itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat
bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
4.
Alga
Alga (jamak Algae) adalah sekelompok
organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang
nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki “organ” seperti yang dimiliki
tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). Karena itu, alga pernah
digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus. Dalam taksonomi yang banyak
didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok
divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta
yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson
tersendiri.
5.
Protozoa
Protozoa
secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani,
yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan
pertama. Protozoa merupakan kelompok lain Protista eukariotik. Kadang-kadang
antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya
dapat dilihat di bawah mikroskop.
PERANAN MIKROORGANISME
TANAH
1)
Siklus
Karbon
Pada siklus karbon, mikroorganisme
mengubah sisa-sisa jasad tumbuhan dan hewan menjadi karbon dioksida dan bahan
organik tanah yang disebut humus. Humus meningkatkan kapasitas tanah untuk
menampung air, menyediakan nutrisi bagi tumbuhan, dan mendukung pembentukan
tanah.
Tahap pertama dalam siklus karbon
(fotosintesis) CO bergabung didalm senyawa-senyawa organic oleh jasad
fotoautrotrof seperti tumbuhan hijau, algae, dan bakteri. Tahap berikutnya pada
siklus ini, kemoautotrof yang menggunakan senyawa-senyawa organic.
Hewan-hewan
memakan jasad fotoautotrof terutama tumbuhan hijau dan binatang lain, sehingga
dengan peristiwa makan memakan inilah terjadi transfer karbon dioksida dari
jasad yang satu ke jasad yang lain.
2) Siklus Nitrogen
Nitrogen merupakan salah satu unsure
yang diperlukan oleh semua jasad hidup unutk sintesis. Mikroorganisme tanah
berperan dalam siklus nitrogen. Atmosfer mengandung 80% nitrogen (N2), yaitu
bentuk nitrogen yang hanya dapat digunakan oleh tumbuhan jika diubah dalam
bentuk amonia (NH3).
Perubahan bentuk menjadi amonia
dilakukan oleh bakteri tanah melalui proses fiksasi N2 atau oleh manusia
(dengan menggunakan pupuk). Hampir semua nitrogen yang terdapat dalam tanah
berada dalam molekul-molekul organic, terutama dalam molekul-molekul protein.
Yang terkandung dalam jasad hidup. Jika jasad hidup mati maka terjadi proses
perombakan molekul protein menjadi asam-asam amino.
Bakteri tanah juga terlibat dalam
proses denitrifikasi yang mengembalikan oksigen ke atmosfer dengan mengubah NO3
menjadi N2 atau gas N2O. NO3 NO2 N2O N2.
Contoh daro bakteri denitrifikasi antara lain Streptomyces dan Rizhobium.
3)
Siklus
Sulphur
Mikroorganisme
berperan penting dalam proses daur ulang sulfur, fosfor, besi, dan banyak
mikronutrien lainnya. Sulphur merupakan nutrient tumbuhan yang penting dan
dapat ditemukan dalam beberapa bentuk dialam misalnya: SO4, H2S. pengubahan
sulphur dari sulphur oksidasi menjadi bentuk lain dialam, biasanya disebabkan
olehn kegiatan mikroorganisme yaitu melalui proses reduksi sulfat dan oksidasi
sulphur.
4) Siklus Karbondioksida
Karbon
yang terdapat dalam senyawa organic berasal dari senyawa karbondioksida yang
disintesis melalui proses fotosintesis. CO2 diatmosfer akan diambil oleh
tumbuhan yang mempunyai klorofil dan bakteri kemosintetik untuk bahan mentah
biosintetik sehingga terbentuk senyawa-senyawa organik
DAFTAR PUSTAKA
J. Pelczar Michael dan Chan E.C.S. 2009,
Dasar Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia : Jakarta
Hanafiah, Kemas Ali.
Dkk. 2003. Ekologi Dan Mikrobiologi Tanah.Jakarta: Rajawali Perss.
0 Komentar